Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Muncul di Depat Capres AS, Siapa Sebenarnya Antifa dan Proud Boys?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Nama Proud Boys dan Antifa mengemuka dalam debat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (29/9/2020) malam waktu setempat.

Capres petahana AS Donald Trump menyebut Proud Boys dalam pernyatannya. "Proud Boys mundur dan bersiaga," kata Trump.

Selain itu, Trump juga menyinggung organisasi Antifa sebagaimana dilansir dari BBC, Selasa.

“Tapi saya akan memberitahu Anda apa, seseorang harus melakukan sesuatu tentang Antifa dan (sayap) kiri karena ini bukan masalah sayap kanan... ini adalah masalah sayap kiri,” tambah Trump.

Sementara itu capres dari Partai Demokrat Joe Biden menjawab bahwa Antifa adalah sebuah ide, bukan sebuah organisasi.

Selama beberapa tahun terakhir, beberapa kelompok pinggiran telah terlibat dalam kekerasan bermotif politik di jalanan Amerika.

Jadi siapakah Proud Boys dan Antifa? Berikut profil singkat kedua nama tersebut sebagaimana dilansir dari BBC.

Proud Boys

Proud Boys didirikan pada 2016 oleh aktivis sayap kanan berdarah Kanada-Inggris Gavin McInnes.

Kelompok ini adalah kelompok sayap kanan, anti-imigran, dan semuanya anggotanya adalah laki-laki dengan sejarah kekerasan jalanan terhadap lawan sayap kirinya.

Nama grup ini mengacu pada judul lagu Proud of Your Boy dalam film besutan Disney Aladdin.

Anggotanya sering mengenakan baju polo Fred Perry hitam dan kuning dengan dengan topi merah bertuliskan “Make America Great Again".

Seorang anggota harus menyatakan bahwa dia adalah "seorang sauvinis Barat yang menolak untuk meminta maaf karena telah menciptakan dunia modern".

Pemikian yang mereka anut seperti muliakan wirausahawan, tutup perbatasan, senjata untuk semua orang, akhiri kesejahteraan, dan hormati ibu rumah tangga.

Anggota mereka berkulit putih dan terkenal karena konfrontasi dengan kekerasan.

Proud Boys dan kelompok afiliasinya telah berhadapan dengan Antifa dalam sejumlah demonstrasi jalanan yang penuh kekerasan dalam dua tahun terakhir, terutama di Oregon, Washington, dan New York.

Tahun lalu, dua anggotanya dipenjara karena memukuli aktivis Antifa di New York.

Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube semuanya telah melarang grup tersebut dari platform mereka.

Ketua Proud Boys saat ini, Enrique Tarrio, menyanjung komentar Trump tentang kelompok mereka di debat capres melalu media sosial.

Antifa

Antifa adalah kependekan dari anti-fasis dan merupakan afiliasi dari sebagian besar aktivis sayap kiri.

Di antara mereka terdapat anarkis, komunis, dan beberapa orang berhaluan sosial demokrat.

Yang membedakan mereka dengan kelompok-kelompok sayap kiri lain adalah kesediaan mereka menggunakan kekerasan untuk membela diri, kata mereka.

Sebelum Trump terpilih, Antifa hampir menghilang. Namun setelah Trump menjadi Presiden AS, Antifa bangkit lagi dan jumlahnya melonjak.

Mereka secara rutin terlibat bentrok dengan kelompok sayap kanan.

Kelompok ini juga menonjol selama protes Black Lives Matter di banyak kota besar terutama di Portland, Oregon.

Pada akhir Agustus, seorang pendukung Antifa, Michael Reinoehl (48), menembak dan membunuh seorang pendukung Patriot Prayer, sebuah kelompok sayap kanan di daerah Portland yang sering bergabung dengan Proud Boys.

Reinoehl ditembak mati oleh polisi minggu berikutnya.

Kedua kelompok ini relatif kecil, tetapi kecenderungan mereka untuk melakukan kekerasan, terutama ketika mereka saling berhadapan di jalan-jalan AS, telah membuat mereka menjadi topik perdebatan yang jauh lebih besar.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/30/165939070/muncul-di-depat-capres-as-siapa-sebenarnya-antifa-dan-proud-boys

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke