Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Perang: Douglas Bader Pilot Tanpa Kaki yang jadi Legenda Inggris

Kecelakaan yang merenggut kedua kaki Bader terjadi saat dia menjadi pilot aerobatik Royal Air Force (RAF), Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Pesawat Bristol Bulldog-nya terbang rendah untuk menjawab tantangan rekannya, lalu jatuh.

Saking parahnya kecelakaan, kaki kanan Bader harus segera diamputasi dan kaki kirinya juga beberapa hari kemudian, menurut situs Museum RAF yang dikutip CNN Minggu (30/8/2020).

Kecelakaan terjadi pada 14 Desember 1931. Saat itu Bader masih berusia 21 tahun.

Namun ia enggan menyerah dengan keadaan, dan langsung meminta dipasangi sepasang kaki palsu. Permintaannya lalu dikabulkan dan Bader diberi sepasang kaki prostetik dari timah.

Film biografi Bader pada 1956 berjudul Reach for the Sky mengungkap ketabahan Bader melewati masa-masa sulitnya, melawan rasa sakit, dan dengan tekun mengikuti terapi dari dokter-dokternya.

Hari demi hari pun berlalu, dan 6 bulan setelah kecelakaan mengerikan itu dia sudah bisa menyetir mobil dan mencoba berdansa.

Dia juga menunjukkan bisa menerbangkan pesawat lagi, tapi tim medis RAF memutuskan dia sudah tidak layak jadi pilot, menurut situs museum.

Meski lagi-lagi diterpa cobaan, Bader tetap pantang menyerah. Ia kemudian mengisi waktunya dengan bekerja di departemen penerbangan Asiatic Petroleum Company yang kemudian berubah jadi Shell Oil.

Kembali ke medan perang

Hasrat Bader untuk terjun lagi ke medan perang tak pernah luntur, meski terbatas dengan kondisi fisik dan penolakan dari para petinggi militer.

Hingga akhirnya ketika perang merebak di Eropa pada 1939, Bader mengajukan petisi untuk kembali ke RAF dan kokpit di jet tempur.

Naluri Bader menunjukkan dia memang ditakdirkan untuk tugas ini. Pada 3 September 1939 Inggris mengibarkan bendera perang pada Nazi, dan 5 bulan setelahnya Bader kembali ke kokpit. Ia menerbangkan jet tempur Supermarine Spirtfire yang ikonik.

Kemenangan pertamanya dicetak pada awal Juni 1940 dengan menembak jatuh sebuah pesawat Jerman di langit Perancis.

Beberapa minggu kemudian dia dipercaya memimpin skuadron 242, sekelompok pasukan yang banyak berisi orang Kanada dan sempat dikerahkan ke Perancis sebelum dikuasai tentara Nazi dan mereka pun mundur ke Inggris.

"Bader segera mengubah unitnya, berkonsentrasi pada peningkatan kemampuan terbang para pilot, kerja sama tim, dan kepercayaan diri mereka," terang Museum RAF.

Reach for the Sky menampilkan bagaimana Bader mempersenjatai dan mencari bantuan ke sana-sini untuk mendapatkan peralatan memadai bagi skuadron 242.

Sukses di medan perang

"Keberhasilan besar pertama skuadron 242 terjadi pada 30 Agustus ketika menjatuhkan 12 pesawat musuh, dan Bader menembak jatuh 2," kata Museum RAF.

Pencapaian apik itu juga ditulis pilot William McKnight dalam suratnya pada 22 September 1940.

"Skuadron secara keseluruhan memiliki salah satu reputasi terbaik di angkatan udara. Kami berada di antara tiga skuadron dengan skor tertinggi dalam dinas sekarang, dan dianggap salah satu dari lima skuadron terbaik," tulis McKnight dikutip dari CNN.

Surat McKnight ditulis kala RAF mengalahkan Angkatan Udara Jerman dan membuat rencana Adolf Hitler untuk menyerang Inggris jadi berantakan, karena gagal memegang kendali di langit.

Bader pun dinobatkan sebagai salah satu pahlawan perang.

Disebutkan pada akhir 1940 skuadron pimpinan Bader telah menembak jatuh 67 pesawat musuh, dan hanya 5 pilot yang gugur di medan perang.

Bader menerapkan formasi Big Wing, dengan menyerang armada Jerman sebagai satu kesatuan.

Formasi itu sempat membuat Bader berselisih dengan para perwira lainnya di Komando Tempur RAF, tapi pada akhirnya sanggup membawa kemenangan dan mengangkat citra Bader.

Akan tetapi, tak selamanya kiprah Bader menjelajahi angkasa berbuah manis.

Pada 8 Agustus 1941 Bader jatuh di Perancis dalam salah satu misinya. Saat itu skuadronnya membentuk formasi pengebom pada misi siang hari di Eropa.

Laporan pertempuran mengatakan dia bertabrakan dengan pesawat Jerman, tetapi investigasi yang baru mengungkap Bader kemungkinan jatuh akibat tembakan.

Diselamatkan kaki palsu

Cerita menarik muncul usai Bader jatuh dan ditangkap Jerman, tapi berhasil selamat karena kaki palsunya.

Kaki kanannya tertinggal di pesawat. "Kaki kananku tidak bersama ku lagi... sabuk kulit yang menempel di tubuhku putus karena tekanan, dan kaki, Spitfire, berpisah denganku," tulis Bader di catatannya yang dikutip Museum RAF.

Kaki kanannya ditemukan tentara Jerman dari puing-puing pesawatnya, diperbaiki, dan dikembalikan ke Bader di rumah sakit. Keputusan yang menjadi blunder buat Jerman.

Bader berhasil kabur dari rumah sakit. Ia mengikat seprei untuk turun dari jendela dan melarikan diri ke desa terdekat dengan bantuan pemberontak Perancis.

Tapi karena Bader adalah tangkapan besar Jerman, mereka langsung memburunya dan singkat cerita dapat menemukannya di sebuah rumah warga lokal, yang memberinya perlindungan dan menyembunyikannya.

Bader berkata ke tentara Jerman bahwa keluarga Perancis itu tidak ada kaitan apa-apa dengan pelariannya dan tidak boleh dihukum, tapi upayanya sia-sia. Keluarga Perancis itu akhirnya dipenjara karena membantu Bader.

Momen dramatis lalu terjadi. Seorang wanita Perancis di rumah itu memberi hormat ke Bader yang membuat mata sang pilot berkaca-kaca.

Terlepas dari gawatnya situasi, ada juga momen-momen unik saat Bader ditahan Jerman.

Rekan tawanan menceritakan bagaimana Bader menggunakan kaki palsunya untuk menggali pasir dan tanah agar bisa kabur dari terowongan barak, atau menyelundupkan bantuan makanan dari penduduk setempat.

Ada juga momen lucu saat seorang penjaga Jerman memukulkan bokong senapannya ke kaki palsu Bader. Bukannya kesakitan, Bader malah tertawa karena tentu saja tak merasakan apa pun.

Bader memang jadi tawanan Jerman, tapi mereka menghormati sang pilot.

Saat Bader butuh kaki palsu baru, Jerman menawarkan RAF kesempatan untuk mengirimnya lewat parasut. Namun Inggris menolaknya.

Museum RAF menceritakan, kaki baru Bader dikirim Inggris dengan pesawat pengebom Blenheim.

Bader juga menjalin persahabatan dengan musuh-musuhnya. Jenderal Adolf Galland contohnya, yang ternyata meminta agar sebuah pesawat diizinkan mengirim kaki pengganti Bader.

"Saya memintanya melalui Palang Merah Internasional, dan Inggris ditawari perjalanan yang aman bagi pesawat untuk menjatuhkan kaki tiruan penganti."

"Nah, mereka menjatuhkannya setelah mengebom pangkalan udara saya," kata Galland dalam wawancara pada 1994, dikutip dari CNN.

Jerman akhirnya jenuh dengan semua upaya pelarian Bader, dan mereka pun mengirimnya ke Colditz, kastil di puncak bukit untuk para tahanan yang rentan kabur.

Bader mendekam di sana sampai kamp itu dibebaskan pasukan Amerika Serikat pada 1945.

Dihormati sesama tahanan

Berbagai upaya pelarian dan keberaniannya melawan Jerman membuat Bader dihormati sesama tahanan perang.

Meski pada akhirnya rekan-rekan tahanan ikut mendapat pengawasan ekstra, mereka tetap menyanjung Bader.

"Karena dia sangat luar biasa, dia sendiri tahu dia luar biasa, jadi 'Aku pantas mendapat perlakuan khusus'," kata Mayor Jack Pringle yang bersama Bader di Colditz.

"Dia sudah jadi pahlawan, dan dia sendiri meyakininya. Dia tidak menyombongkan diri tentang itu, tapi dia pasti mengetahuinya," lanjut Pringle.

Di Colditz, Bader dibantu Alec Ross yang seolah menjadi pelayan pribadinya. Ross menggendong Bader dari atas ke bawah dan sebaliknya, serta mengurus kebutuhan mandi, kebersihan, dan sejenisnya.

Tapi Bader, kata Ross, tidak menghargainya bahkan tidak mengungkapkan rasa terima kasih.

"Saya merasa dia tak pernah berkata 'tolong' atau 'terima kasih' kepadaku," kata Ross di Secret Live.

"Jangankan bilang tolong atau terima kasih, dia tidak tahu arti kata itu," kata David Lewis yang pernah bertugas bareng Bader di RAF.

Pahlawan perang

Bader adalah legenda di Inggris, dikreditkan dengan menembak jatuh 22 pesawat Jerman, 20 di antaranya dilakukan sendiri dan 2 lainnya hasil kerja sama, menurut Museum RAF.

Pada akhir perang dia menempati urutan kelima di antara pilot RAF dalam jumlah menjatuhkan pesawat musuh.

Setelah perang ia terpilih memimpin peringatan udara Pertempuran Britania di atas London, dengan menerbangkan Spitfire-nya dengan memimpin formasi 300 pesawat.

Setahun kemudian dia meninggalkan RAF, kembali ke Shell Oil untuk menerbangkan pesawat perusahaan dan kemudian mengelola unit penerbangannya.

Dia juga menggunakan popularitasnya untuk membantu dan menginspirasi orang lain, bekerja untuk badan amal seperti Blesma, asosiasi veteran perang yang kehilangan anggota tubuh.

"Jangan dengarkan siapa pun yang mengatakan Anda tidak bisa ini itu. Itu tidak masuk akal."

"Fokuskan pikiran Anda tidak akan pernah menggunakan kruk atau tongkat, kemudian mencoba segalanya... Jangan pernah, jangan biarkan mereka meyakinkan Anda bahwa segala sesuatunya terlalu sulit atau tidak mungkin," kata Bader yang dikutip situs web Museum RAF.

Bader dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth pada 1976 atas jasa-jasanya untuk para penyandang disabilitas.

Sang legenda mengembuskan napas terakhirya pada 1982, tak lama setelah acara This is Your Life yang mengisahkan cerita hidupnya difilmkan.

Tepat setelah kematiannya, teman-teman dan keluarga mendirikan Douglas Bader Foundation untuk membantu orang-orang yang kehilangan anggota badan atau cacat fisik.

Badan amal itu telah mendirikan sekolah-sekolah untuk membantu orang-orang yang kehilangan kaki bisa belajar jalan lagi. Salah satu sekolahnya ada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di situs web badan amal itu dikutip perkataan Bader, "Penyandang disabilitas yang melawan bukanlah cacat... tapi terinspirasi."

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/08/190000970/kisah-perang-douglas-bader-pilot-tanpa-kaki-yang-jadi-legenda-inggris

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke