Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Twitter, Apple, dan Berbagai Perusahaan Besar AS Lainnya Ramaikan Dukungan untuk Pemilu 2020

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS) ramai-ramai merespon himbauan pemerintah untuk membantu mendukung pemilihan presiden 2020, setelah ada kekhawatiran bahwa peserta pemilih akan berkurang banyak karena pandemi virus corona.

Para pejabat berwenang kewalahan dalam mengoptimalkan pemilu, karena lokasi pemungutan suara berkurang tajam, yang dapat membuat para pemilih terjebak antrean berjam-jam di tengah penyebaran infeksi virus coron.

Melansir Reuters pada Senin (7/9/2020), Twitter dan Apple memberi para pekerja cuti untuk mendapatkan kotak suara. Starbucks dan The Gap’s Old Navy mendesak staf untuk menjadi sukarelawan di TPS setempat.

Hampir 800 perusahaan termasuk Nike, perusahaan perawatan kesehatan Abbott Laboratories dan perusahaan teknologi Qualcomm, berpartisipasi dalam kelompok aktivis bipartisan yang dipimpin CEO bernama Time to Vote.

Gerakannya bertujuan mendorong perusahaan memberi karyawan setidaknya beberapa jam untuk memilih.

Kepala Eksekutif Starbucks, Kevin Johnson mengatakan pada bulan lalu, bahwa orang dapat izin keluar kepada manajer, ketika mereka akan melakukan pemungutan suara.

Johnson menambahkan bahwa langkah tersebut sebagian dimotivasi oleh kekhawatiran tentang penindasan pemilih kulit hitam.

Starbucks juga mendesak lebih dari 200.000 karyawannya di AS mendaftar untuk melakukan pemilihan dari aplikasi selulernya.

“Kami tahu bahwa ada hambatan, terutama di komunitas kulit hitam dan coklat di seluruh negara, yang menyebabkan rasisme sistemik, dan membutuhkan akses serta perlindungan yang lebih besar sebagai pemilih,” kata Johnson dalam memo internal pada 27 Agustus.

“(Karyawan) dapat memilih antara bekerja shift atau memberikan hak pilih sebelum Hari Pemilihan," lanjutnya.

Aturan yang mengatur waktu istirahat bagi pekerja untuk memilih berbeda-beda di setiap negara bagian.

Di New York, pekerja dapat dibayar hingga 2 jam untuk memberikan suara, tetapi mereka mungkin diminta untuk memberikan pemberitahuan sebelumnya.

Di Alabama, pekerja mendapatkan 1 jam waktu yang tidak dibayar untuk dapat menyalurkan hak pilih.

“Memberikan hak suara selalu penting, tetapi tingkat polarisasi partisan tahun ini tampaknya luar biasa tinggi. Hal ini membuat pertaruhan pemilu juga sangat tinggi," ujar Jonathan Entin, profesor ilmu politik di Case Western Reserve University.

Pertarungan partisan atas perluasan pemungutan suara di tengah pandemi virus corona telah mengancam proses politik.

Lebih dari sepertiga pemilih terdaftar diharapkan melakukan pemilihan melalui surat pos atau pemungutan suara lebih awal secara langsung, menurut sebuah survei yang diterbitkan pada Agustus dari Democracy Fund + Proyek UCLA Nationscape.

Presiden Donald Trump selama berbulan-bulan telah mencela pemungutan suara melalui surat pos, lantaran khawatir akan terjadi penipuan yang tidak berdasar.

Kemudian, pada pekan lalui ia mendorong para pendukung untuk memberikan suara 2 kali, yaitu sekali melalui surat pos dan lagi secara langsung, menambah kebingungan menjelang Hari Pemilihan.

Hampir setengah dari pemilih takut kesulitan dalam memberikan suara dalam pemilihan presiden, menurut survei pemilih oleh Pew Research.

Perusahaan termasuk Tiffany & Co, Levi Strauss dan Walmart telah menawarkan cuti berbayar atau jam fleksibel bekerja kepada karyawannya.

"Jika ada karyawan yang membutuhkan waktu ekstra untuk memilih atau bekerja di tempat pemungutan suara, mereka dapat izin ke manajer mereka untuk membuat jadwal yang fleksibel," kata juru bicara perusahaan makanan kemasan Conagra Brands (CAG.N).

Beberapa perusahaan, termasuk Kraft Heinz dan Target, juga telah menyiapkan situs web untuk memandu karyawan dalam mendaftar pemilu dan mempelajari kandidat yang berkerja sama dengan Liga Pemilih Wanita dan Asosiasi Produsen Nasional.

Beberapa negara bagian telah memperingatkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa mereka mungkin tidak memiliki cukup petugas pemungutan suara.

Di Maryland pada satu titik memperkirakan ada kekurangan petugass 14.000 orang.

Sebagai tanggapan, perusahaan termasuk Target dan The Gap telah menawarkan karyawan cuti berbayar untuk menjadi sukarelawan sebagai pekerja pemungutan suara.

Di situs jajak pendapat juga diperkirakan akan kekurangan sukarelawan, karena banyak staf dari pengelola yang berusia rentan terinfeksi Covid-19, kecenderungan menghimbau untuk tinggal di rumah.

Amazon.com dan Etsy terlah bergabung dengan 150 perusahaan lainnya untuk membantu mendaftarkan 350.000 relawan baru melalui kampanye yang dipimpin perusahaan yang disebut Civic Alliance.

Kelompok tersebut mengatakan di situs webnya bahwa tujuannya adalah untuk mendorong partisipasi pemilih bersejarah pada 2020.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/08/170430270/twitter-apple-dan-berbagai-perusahaan-besar-as-lainnya-ramaikan-dukungan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke