Berdasarkan pemberitaan New York Times, seorang pejabat mendatangi kantor Gubernur South Dakota, Kristi Noem, pada tahun lalu.
Dikatakan si pejabat berusaha mencari tahu "proses resmi" terkait memahat wajah Trump di Mount Rushmore, yang dihuni empat presiden legendaris AS.
Dalam kicauannya di Twitter, presiden ke-45 AS itu menyebut laporan The Times itu "fake news", seraya mengklaim sejumlah pencapaian selama menjabat.
"Tidak pernah meminta hal seperti itu. Meski, sudah mencapai banyak hal selama 3,5 tahun terakhir, bahkan lebih dari presiden lain," klaimnya.
"Sepertinya ide yang bagus buat saya (dipahat di Mount Rushmore)," lanjut Trump sebagaimana diberitakan Sky News Senin (10/8/2020).
Sebelumnya, sang presiden memunculkan spekulasi dengan menyejajarkan wajahnya di samping pahatan wajah George Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt, dan Abraham Lincoln.
Merujuk pada laporan Argus Leader, Noem mengklaim pada 2018, Trump sempat mengungkapkan "impian" agar wajahnya bisa dipahat di taman nasional itu.
Noem saat itu mengungkapkan, dia pertama kali bertemu Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, atau sebelum dia menjabat sebagai gubernur pada Januari 2019.
Gubernur berusia 48 tahun tersebut menuturkan awalnya Trump mengajak berjabat tangan, di mana Noem mengatakan Trump harus berkunjung ke South Dakota.
"Ia kemudian menjawab 'Apakah Anda tahu, impian saya adalah wajah saya dipahatkan di Mount Rushmore'," tutur presiden dari Partai Republik itu.
Noem kemudian tertawa mendengar jawaban tersebut karena mengiranya hanya bercanda. "Dia tidak tertawa. Jadi dia sangat serius," jelasnya.
Noem sendiri melalui juru bicaranya, Ian Fury, menyebut artikel The Times "aneh dan bermaksud menciptakan intrik di pemerintahan".
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/11/183056070/trump-soal-wajahnya-dipahat-di-mount-rushmore-sepertinya-ide-bagus