Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kematian Pelukis Raphael pada 1520 karena Virus Corona?

ROMA, KOMPAS.com - Pelukis sekaligus arsitek terkenal Italia era High Renaissance, Raphael Sanzio alias Rafaello Sanzio dan juga dikenal Raffaello Sanzio da Urbino, dikabarkan tewas akibat penyakit yang "mirip virus corona" menurut studi terbaru.

Seniman kelahiran Firenze, Italia, 6 April 1483, ini wafat di Roma, Italia, pada 6 April 1520 dalam usia 37 tahun.

Raphael meninggal akibat demam yang mirip dengan gejala virus corona saat ini setelah gagal memberitahu dokternya bahwa dia diam-diam mengunjungi kekasihnya pada suatu malam yang dingin.

Hal itu membuat dokternya salah melakukan perawatan medis, menurut sebuah studi terbaru.

Mitos populer mengatakan, pelukis Renaissance itu wafat akibat sifilis pada 1520 akibat terlalu banyak "bermain wanita", tetapi pemeriksaan ahli menyebut dia meninggal akibat infeksi.

Menurut sejarawan Michele Augusto Riva pada media Perancis AFP, Raphael yang demam tinggi adalah sosok pelukis, desainer, dan arsitek produktif yang sangat disayang oleh Paus.

Paus bahkan mengirimkan dokter terbaik di Roma kepada Raphael karena takut kehilangan sosok seniman tak ternilai itu.

Namun, menurut pelukis Italia, Giorgio Vasari, Raphael tidak memberitahu kepada dokternya bahwa dia sering "jalan-jalan malam di udara dingin" untuk mengunjungi beberapa wanita.

"Saat itu, lebih dan sangat dingin pada bulan Maret kala itu, dan dia seperti menderita pneumonia," ungkap Riva, sang sejarawan.

Dokter kala itu mendiagnosis Raphael dengan demam yang disebabkan oleh pendarahan yang semakin membuatnya lemah.

Seniman itu adalah sosok manusia ajaib yang merupakan salah satu dari "trinitas hebat Renaissance" bersama dengan sosok Michelangelo dan Leonardo da Vinci. 

Raphael diantar ke tempat peristirahatan terakhir dengan pujian tertinggi yang disematkan kepadanya di pemakaman besar di Vatikan, Pantheon, sebuah pemakaman bergengsi di Italia.

Setiap tahunnya, mawar merah selalu menghiasi makam Raphael.

Kesalahan Raphael 

Menurut Riva, pada saat itu, para dokter sadar akan bahaya pendarahan yang terjadi dalam penyakit infeksi namun bertindak berdasarkan informasi yang salah.

Riva adalah salah satu sejarawan yang juga ikut menulis dalam penelitian bersama 3 rekan peneliti lainnya dari Universitas Milano Bicocca.

"Kesalahan medis, dan kesalahannya sendiri karena tidak akurat (dalam) menceritakan sejarahnya, berkontribusi pada kematian Raphael itu sendiri," katanya.

Para peneliti telah menyiapkan beberapa studi singkat yang dipublikasikan pekan ini melalui jurnal Internal dan Emergency Medicine, sebelum Covid-19 mencengkeram bagian utara Italia pada akhir Februari.

Sebagai dokter yang melakukan praktik, mereka juga harus menunda kelanjutan penelitian itu ketika harus berada di garis depan melawan krisis wabah, merawat para tenaga medis lain yang terjangkit infeksi virus corona di unit perawatan intensif.

"Dari apa yang kami ketahui, Raphael meninggal karena penyakit paru-paru yang sangat mirip dengan virus corona yang kita lihat sekarang," katanya.

Laporan kontemporer tentang kematian seniman itu mengungkapkan penyakit Raphael "bertahan selama 15 hari; Raphael cukup tenang untuk mengatur urusannya, mengakui dosa-dosanya, dan menerima ritual terakhir," ungkap penelitian itu.

Penelitian itu juga mengungkapkan kalau penyakit yang diderita Raphael tergolong akut dan memiliki kronologi demam tinggi.

"Infeksi menular seksual belakangan ini seperti gonore dan sifilis tidak memiliki masa inkubasi. Manifestasi akut dari virus hepatitis tidak dapat diakui tanpa adanya penyakit kuning dan tanda-tanda gagal hati lainnya."

Keterangan penelitian itu juga mengungkap tidak ada epidemi tifus atau pun wabah lain yang dilaporkan di Roma kala itu.

Terlepas dari kematian Raphael di usia yang masih tergolong muda itu, Raphael sudah menghasilkan banyak karya, sebagian besar di Vatikan. 

Karyanya dipajang dimuseum-museum yang mencakup beberapa ruang yang penuh dengan lukisannya di dinding.

Lukisan-lukisan Raphael diselesaikan oleh para muridnya setelah dia wafat dan masih menjadi ruang-ruang yang penuh dengan lukisan paling populer di Vatikan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/18/102955970/kematian-pelukis-raphael-pada-1520-karena-virus-corona

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke