Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mahathir Janji akan Tantang Keputusan Pemecatan dari Muhyiddin

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohammad pada Jumat (29/5/2020) berjanji akan menantang pemecatannya yang tak terduga dari partai Bersatu, partai yang dia dirikan bersama pada 2016.

Eks PM itu juga mempertanyakan posisi legal yang kini diampu Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin sebagai pemimpin Partai Bersatu.

Dilansir Arab News, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (28/5/2020), Partai Bersatu mengatakan kalau keanggotaan Mahathir di partai itu telah 'dicabut dengan segera'.

Sehari setelahnya, Mahathir membagikan sebuah pesan di media sosial dari kantor partai dan mengatakan, "Saya berada di markas Bersatu. Mereka bilang ingin mengeluarkan saya. Saya tunggu di kantor."

Selama konferensi pers di gedung yang sama pada Jumat, Mahathir mengatakan, "Saya masih menjadi pemimpin Bersatu, tolong ingat itu, karena ketika mereka ingin mencopot saya (dari partai) itu tidak sah."

Anggota parlemen lain juga mengalami pemecatan seperti Mahathir. Di antaranya, putra dari Mahathir sendiri, Mukhriz Mahathir, eks menteri pemuda dan olah raga Malaysia, Syed Saddiq Abdul Rahman dan eks menteri pendidikan Malaysia, Maszlee Malik serta Amiruddin Hamzah.

Mahathir masih mempertanyakan keabsahan surat penghentiannya yang dikirim dari sekretaris eksekutif Muhammad Suhaimi Yahya, yang mengatakan bahwa Mahathir telah dicopot dari posisi pemimpin Partai Bersatu karena telah berada di pihak oposisi selama rapat parlemen pada 18 Mei.

Muhammad Suhaimi mengklaim bahwa Mahathir duduk di blok oposisi dan bukan bersama blok Perikatan Nasional, blok yang dipimpin oleh presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin.

Namun Mahathir menjawab, "di mana Anda duduk (di parlemen) itu tidak menyebabkan Anda dipecat," dia juga meyakini bahwa dirinya tidak melanggar aturan konstitusi partai.

Keretakan di dalam kubu Bersatu dimulai pada akhir Februari ketika partai itu terpisah menjadi dua kubu, Mahathir dan Muhyiddin. Buntut dari pekan-pekan politik yang tegang setelah pengunduran diri Mahathir dan penunjukkan Muhyiddin Yassin sebagai penggantinya di posisi Perdana Menteri.

Mahathir mengecam bahwa rapat parlemen pada 18 Mei merupakan rapat sandiwara di mana satu-satunya orang yang boleh berbicara hanyalah Raja Malaysia.

"Kami tidak diberi hak berbicara di parlemen," kata Mahathir, dia menambahkan bahwa pengaturan tempat duduk saat parlemen berlawanan dengan demokrasi negara.

Pemerintah Malaysia menggelar rapat parlemen satu hari dan tidak seperti biasanya berbulan-bulan lamanya, karena bertujuan mencegah penularan Covid-19.

Negara Malaysia meski begitu sudah berusaha membuka kembali perekonomian mereka dengan mengizinkan banyak bisnis untuk kembali beroperasi.

Ini kata pakar

Sistem pemerintah Malaysia saat ini yang mengacu pada sistem Inggris, menurut Profesor James Chin, direktur Asia Institute di Universitas Tasmania, Australia, memang membuat Muhyiddin tak lagi punya pilihan selain memecat Mahathir.

"Anda tidak bisa punya satu partai di mana satu faksinya berada dalam pemerintah sementara faksi lainnya berada di pihak oposisi," ungkap Chin, menambahkan bahwa pemecatan itu akan menimbulkan perang tak berujung antara dua tokoh politik.

Chin juga mengatakan, "Jelas bahwa Muhyiddin berpikir tidak ada kesempatan baginya dan Mahathir. Kini dia telah memecat Mahathir, ini membebaskan Mahathir dari 'bermain secara baik'."

Dr Oh Ei Sun, peneliti senior di Singapore Institute dan Urusan Internasional mengatakan bahwa Mahathir akan melakukan serangan. Dia tidak akan diam di sana dan mengambil barang-barang ketika mereka datang."

Dilansir Arab News, menurut Oh, Mahathir telah menggunakan aura karismatiknya dan rasa hormat yang tak terelakkan dari anggota partainya untuk mencoba memenangkan tujuan partai melawan Muhyiddin.

"Kini kita lihat dua kepala pemimpin beradu satu sama lain," kata Oh.

Dia mencatat bahwa jika Mahathir gagal untuk mendapatkan dukungan dari partainya, dia mungkin akan naik banding ke Societies of Registry (ROS) atau pengadilan.

"Jika semua jalan telah habis (ditempuh), Mahathir bahkan dapat mendirikan partai politik baru atau mengambil alih kepemimpinan partai yang ada."

Direktur Bower Grup Asia, Adip Zalkapli berkata, "Dia (Mahathir) tidak akan membiarkan perdana menteri Malaysia beristirahat."

Muhyiddin sendiri, memiliki partai politik internalnya untuk menangani serta menyeimbangkan kekuatan terhadap anggota koalisi Perikatan Nasional khususnya Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (OMNO). 

Dia juga menghadapi mosi tidak percaya dari koalisi oposisi Pakatan Harapan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/31/080000970/mahathir-janji-akan-tantang-keputusan-pemecatan-dari-muhyiddin

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke