Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melahirkan di Kereta, Orangtua di India Ingin Namai Anaknya "Lockdown Yadav"

Dilaporkan media lokal, awalnya Reena dan suaminya, Udaybhan Singh Yadav, bepergian dari Mumbai menuju Uttar Pradesh menggunakan Shramik Special.

Setelah istrinya mulai merasakan kontraksi dalam perjalanan, Yadav mengatakan dia segera menghubungi layanana bantuan kereta api.

Petugas kemudian membantu menurunkan pasangan migran itu di Burhanpur, di mana ibu berusia 32 tahun tersebut dibawa ke rumah sakit terdekat.

Reena melahirkan bayi itu pada Jumat malam waktu setempat (22/5/2020), dengan videonya diunggah di akun Twitter Menteri Utama Uttar Pradesh, Shivraj Singh Chouhan.

Sejumlah netizen kemudian menyebut nama itu lucu. Namun ada pengguna media sosial yang mengatakan orangtua itu tak akan melupakan perjuangan mereka di tengah wabah melalui nama itu.

Tak hanya Reena, para pengguna Twitter kemudian membagikan sejumlah momen ketika ada bayi yang lahir di dalam kereta Shramik.

Pemungut Pajak Distrik Praveen Singh Adhayach mengatakan, baik Reena dan bayinya saat ini berada dalam kondisi baik, dengan pemerintah memberikan bantuan.

Pasangan itu diganjar uang 5.000 rupee, sekitar Rp 972.704, selain baju, obat, dan pakaian. Keduanya kemudian dipulangkan ke Uttar Pradesh dengan kendaraan pribadi.

Ibu migran melahirkan setelah berjalan 100 km, bayinya meninggal

Kisah sedih lain juga terjadi di Negero "Bollywood", di mana netizen membagikan cerita ada seorang ibu yang melahirkan dalam perjalanan pulang ke desanya.

Ibu migran itu bersalin setelah berjalan 100 km dari Punjab. Namun, bayi perempuan itu meninggal tak lama setelah dilahirkan.

Suaminya, Jatin Ram, kehilangan pekerjaan di tengah lockdown virus corona. Bersama sang istri, Bindia, mereka menunggu solusi pemerintah.

Dibutuhkan lebih dari sebulan setelah karantina wilayah diberlakukan, pemerintah akan memulangkan para pekerja itu ke kampung halaman mereka.

Namun, karena kurangnya koordinasi, banyak kursi di kereta penuh, sehingga para buruh memutuskan pulang kampung dengan berjalan kaki.

Hal yang sama juga berlaku bagi Ram dan Bindia, keduanya berusia 20-an, yang memutuskan jalan kaki ke desa mereka di Bihar pekan lalu.

Bindia diberitakan sangat lemah karena tidak makan cukup. Setelah berjalan 100 km, mereka tiba di Ambala City yang berlokasi di Haryana.

Saat itulah Bindia merasakan kesakitan, di mana polisi perbatsan segera membawanya ke rumah sakit. Namun, bayi itu kemudian meninggal.

Pasangan itu kemudian melakukan upacara pemakaman bagi anak mereka di Ambala, dengan sebuah NGO mengatur agar mereka mendapat makanan dan tempat tinggal.

NGO itu juga menjamin, pasangan itu akan mendapatkan perjalanan yang aman menggunakan kereta Shramik Special hingga ke Bihar.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/25/220449670/melahirkan-di-kereta-orangtua-di-india-ingin-namai-anaknya-lockdown-yadav

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke