Kawasan Amerika Latin melewati Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam satu pekan terakhir dalam hal kasus infeksi harian tertinggi.
Dilansir Sky News Kamis (21/5/2020), saat ini AS mencatatkan hampir 92.000 kematian dengan korban yang terinfeksi lebih dari 1,5 juta orang.
Kabar itu terjadi setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatatkan 106.000 infeksi baru virus corona pada Rabu (20/5/2020), angka harian tertinggi.
"Perjalanan kami masih sangatlah panjang untuk melewati wabah ini," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers.
Tedros menjelaskan, pihaknya saat ini begitu menyoroti menaiknya kasus penularan Covid-19 di negara berpenghasian rendah dan menengah.
Wabah yang menimpa Brasil begitu mengkhawatirkan, dengan negara Amerika Latin itu bisa saja menjadi negara kedua dengan tingkat penyebaran tertinggi dunia.
Saat ini berdasarkan laporan dari Johns Hopkins, saat ini terdapat 291.000 kasus Covid-19 di Negeri "Samba", di mana mereka sewaktu-waktu bisa melewati Rusia.
Brasilia langsung mengeluarkan panduan penggunaan obat anti-malaria hidroksiklorokuin untuk kasus bergejala ringan, sesuai rekomendasi Presiden Jair Bolsonaro.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah mempromosikan pengobatan menggunakan hidroksiklorokuin karena dianggap lebih efektif dari klorokuin.
Pada Senin (18/5/2020), dia mengumumkan meminum obat anti-malaria itu sebagai pencegahan. Padahal, belum ada studi yang menemukan obat itu ampuh mengobati Covid-19.
Bolsonaro, yang dikenal sebagai nasionalis dan populis konservatif, sudah lama mengidolakan Trump. Karena itu, dia antusias menyambut hidroksiklorokuin.
Sementara itu di sejumlah negara Eropa, pemerintah setempat melaporkan penurunan korban infeksi setelah lockdown mereka akhiri.
Menteri Kesehatan Olivier Veran menyatakan, jumlah pasien yang datang tiap hari berkurang, begitu juga mereka yang dirawat secara intensif.
https://www.kompas.com/global/read/2020/05/21/151847370/kasus-virus-corona-di-seluruh-dunia-capai-5-juta-orang