Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona Diduga Masuk ke Pasar Hewan Liar Wuhan Lewat Manusia

Penelitian yang disebut dilakukan pakar biologi itu memperlihatkan bahwa virus diyakini sudah dibawa oleh orang yang sudah terinfeksi.

Studi itu juga memaparkan "keterkejutan" mereka ketika mengetahui, virus corona itu sudah "pra-adaptasi untuk menjangkiti manusia".

Temuan itu begitu kontras dengan kerabat coronavirus lain yang bereplikasi secara luar biasa dan kemudian menjangkiti Bumi dalam wabah sebelumnya.

Laporan itu muncul setelah China disorot karena dianggap menghalangi upaya dunia menyelidiki asal usul patogen yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu.

Kabar ini bisa menyulut lagi sorotan sejumlah negara, bahwa Beijing berusaha menutupinya sejak wabah itu terdeteksi di Wuhan.

Laporan itu dibuat oleh Alina Chan, pakar biologi molekular dan Shing Zhan, pakar biologi evolusi, dengan abstraknya dilihat di situs biorxiv.

Dalam penelitian itu, dijabarkan bahwa data genetik yang telah dipublikasikan tidak menjelaskan transmisi antar-spesies di pasar hewan liar itu.

Para ilmuwan yang terlibat bersikeras, segala rute penularan zoonotic (dari binatang ke manusia), seperti misalnya dari kelelawar, harus diselidiki.

"Kemungkinan adanya pateogen yang direkayasa secara non-genetika, dapat beradaptasi dengan manusia saat dipelajari di laboratorium, harus dipertimbangkan," ulas dokumen itu.

Dilansir Daily Mail Minggu (17/5/2020), Chan, Zhan, bersama kolega mereka, peneliti Broad Institute Ben Deverman, melakukan komparasi.

Mereka memeriksa sampel SARS-Cov-2, nama resmi virus corona, dengan data yang diambil saat wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), 2002-2004.

Pada pandemi SARS, corona yang menghantam manusia berasal dari kelelawar, dan menular melalui hewan perantara musang yang dimakan.

Mereka mengaku terkejut ketika menelitinya. Sebab, virus itu begitu stabil dari pada disebut beradaptasi secara cepat di manusia.

Ketiganya menuturkan, virus pertama, yang terdeteksi pada Desember 2019, sudah mengembangkan adaptasi untuk menyerang manusia.

Chan, Zhan, dan Deverman memaparkan ketika wabah SARS 2002-2004, mereka menemukan evolusi hingga beberapa cabang baik di orang hingga hewan.

Sementara SARS-Cov-2 nampaknya tak punya jaringan pada akhir 2019. Menunjukkan virus itu cukup masuk sekali ke orang sebelum menghantam populasi.

Tim pakar menyatakan, mereka tak punya bukti jika patogen itu bisa beradaptasi dengan baik, sehingga bisa bermutasi tanpa terdeteksi, atau rumor berasal dari lab di Wuhan yang bocor.

Mereka hanya menekankan bahwa kegagalan mendeteksi segala cabang evolusi dari penyebaran pertama menjadi sumber perhatian mereka.

Studi itu memaparkan hasil pemeriksaan genetik empat sampel, yang diambil dari Pasar Seafood Huanan serta yang berasal dari pasien.

Hasilnya, keempat sampel itu menunjukkan 99,9 persen identik, baik yang diambil dari lokasi pasar maupun dari pasien yang dirawat.

Hasil it mengindikasikan SARS-Cov-2 tersebut muncul ke pasar hewan liar oleh manusia yang kemungkinan sudah terinfeksi.

Kepada Daily Mail, para penulis mengonfirmasi bahwa mereka tidak emnemukan bukti terjadi transmisi antar-spesies di Pasar Seafood Huanan.

Mereka mengutip penelitian yang dilakukan ilmuwan China, dan kemudian diterbitkan di jurnal Zoological Research pada Mei ini.

Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa Covid-19 diyakini dibawa ke pasar basah oleh seseorang setelah menggelar pemeriksaan.

Studi ini juga sesuai dengan karya lain peneliti China, diterbitkan di Lancet pada awal tahun ini, di mana mereka menemukan hanya 21 dari 41 kasus infeksi yang terkonfirmasi "terpapar" dari pasar.

Chan dan koleganya menjelaskan, temuan mereka bisa jadi memberi kelegaan. Sebab, virus yang stabil berarti memberi masa depan cerah bagi pengembangan vaksin.

Namun di satu sisi, temuan itu juga menyuarakan keprihatinan karena sumber dan inang asalnya harus ditemukan agar mencegah infeksi lagi.

"Bukti menyatakan adanya bagaimana virus itu bisa menyusup ke tubuh manusia melalui introduksi tunggal," papar peneliti tersebut.

Mereka menolak berspekulasi bagaimana patogen itu beradaptasi di tubuh manusia. Meski begitu, mereka berkonsensus tidak ada "campur tangan manusia" dalam munculnya wabah.

Studi itu, yang belum menjalani peer review (penelahan sejawat), bisa kembali memunculkan sorotan kepada pemerintah Negeri "Panda".

Ketika wabah menyebar, Beijing menekankan asal virus itu dari hewan, dan tinggal masalah waktu mereka akan mengungkap hewan perantara itu.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis pernytaaan yang memperkuat penjelasan Beijing, bahwa penyakit itu berasal dari salah satu hewan yang dijual.

Pejabat setempat langsung menutup Pasar Seafood Huanan sehari setelah melayangkan pemberitahuan kepada WHO mengenai pandemi itu.

Sampel pun diambil. Namun hngga empat bulan, hasilnya tak dibagikan dengan ilmuwan dari negara lain, sehingga memunculkan anggapan mereka sengaja menyembunyikannya.

"Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah hilang. Bagaimana kita bisa menyelesaikan kasus tanpa adanya bukti?" tanya Guan Yi, pakar di Universitas Hong Kong.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/17/202400370/virus-corona-diduga-masuk-ke-pasar-hewan-liar-wuhan-lewat-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke