Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Tuduh China dan Rusia Berkoordinasi dalam Konspirasi Pandemi Virus Corona

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat pada Jumat (8/5/2020) menuduh China dan Rusia meningkatkan kerja sama untuk menyebarkan narasi palsu atas pandemi virus corona, dengan mengatakan Beijing semakin mengadopsi teknik yang diasah oleh Moskwa.

Dilansir media Perancis AFP, Lea Gabrielle, koordinator Pusat Keterlibatan Global Departemen Luar Negeri, yang melacak tentang propaganda asing AS mengatakan,

"Bahkan sebelum krisis Covid-19, kami menilai tingkat koordinasi tertentu antara Rusia dan China dalam ranah propaganda," kata 

"Tetapi dengan wabah ini, kerja sama telah meningkat dengan cepat," katanya kepada wartawan.

"Kami melihat konvergensi ini sebagai hasil dari apa yang kami anggap pragmatisme antara dua aktor yang ingin membentuk pemahaman publik tentang pandemi Covid untuk tujuan mereka sendiri," katanya.

Global Engagement Center sebelumnya mengatakan ribuan akun media sosial yang terhubung dengan Rusia menyebarkan konspirasi tentang wabah.

Termasuk menuduh bahwa virus yang pertama kali terdeteksi tahun lalu di kota Wuhan di China diciptakan oleh Amerika Serikat.

China membuat marah Amerika Serikat ketika seorang juru bicara kementerian luar negeri mengunggah pernyataan di Twitter tentang konspirasi bahwa militer AS membawa virus ke Wuhan.

Akan tetapi kedua negara mencapai gencatan retorika informal pada akhir Maret setelah pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping.

Ketegangan kembali melonjak ketika Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendorong teori bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan, suatu sikap yang pada gilirannya membuat Beijing mengatakan bahwa itu informasi yang salah.

Baik Badan Kesehatan Dunia dan ahli epidemiologi pemerintah AS sama-sama mengatakan tidak ada bukti virus itu berasal dari laboratorium.

Sebagian besar ilmuwan mengatakan virus itu muncul di pasar basah di kota Wuhan yang membantai satwa liar eksotis.

Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai, baru-baru ini mengeluhkan, "fakta obyektif sebagai disinformasi dan propaganda."

"Di balik pola pikir 'selalu menyalahkan China' adalah politik kotor, diperjuangkan oleh beberapa orang yang menggeser perhatian publik demi kepentingan politik," tulis Cui dalam The Washington Post.

Sementara itu, Presiden China, Xi Jinping pada Jumat kemarin membahas kerja sama atas wabah dalam panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Rusia menentang upaya beberapa kekuatan untuk menggunakan epidemi itu sebagai alasan untuk menyalahkan China dan akan berdiri teguh di pihak China," kata Putin kepada Xi, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

China dan Rusia sering menemukan penyebab umum dan bentrok dengan AS mengenai masalah-masalah dari Venezuela hingga penggunaan sanksi ekonomi terhadap pelucutan senjata.

Peningkatan jumlah pengikut di Twitter yang mencurigakan

Menurut Global Engagement Center, China sekali lagi mengintensifkan kampanye daringnya untuk mempertahankan penanganan pandemi, yang telah menewaskan sekitar 270.000 orang di seluruh dunia, dan mengkritik AS.

"Beijing beradaptasi secara real time dan semakin menggunakan teknik yang telah lama dilakukan oleh Moskwa," kata Gabrielle.

China semakin banyak menggunakan jaringan bot untuk memperkuat pesannya, tambah Gabrielle.

Jaringan bot atau bot network adalah jaringan komputer dan perangkat yang dibajak dan terinfeksi oleh malware bot dan dikendalikan dari jarak jauh oleh hacker (peretas).

Dia mengatakan bahwa akun Twitter diplomatik resmi China tiba-tiba memiliki peningkatan jumlah pengikut pada akhir Maret.

Angkanya bertambah sekitar 30 pengikut baru setiap hari menjadi lebih dari 720, seringkali dari akun yang baru dibuat.

Dia mengatakan China pertama kali diamati menggunakan metode daring seperti itu untuk "menabur perselisihan politik" di wilayah otonom Hong Kong, yang telah menyaksikan demonstrasi besar pro-demokrasi.

Gabrielle mengatakan Rusia dan China menemukan "konvergensi narasi" pada wabah virus corona meski pun tidak mungkin mengetahui sejauh mana koordinasi yang terjalin antara keduanya.

"Saya pikir ada beberapa contoh di mana kita pada dasarnya dapat melihat narasi (konvergensi) didorong oleh aktor negara itu lalu diulang oleh yang lainnya," katanya.

"Jadi kita tentu melihat mereka saling berdiskusi satu sama lain dan pada dasarnya 'bermain bersama' di ruang informasi."

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/09/094553170/as-tuduh-china-dan-rusia-berkoordinasi-dalam-konspirasi-pandemi-virus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke