Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Deng Xiaoping, Arsitek Perekonomian China

Sejak reformasi ekonomi itu China berhasil menempati posisi kedua dalam peringkat negara dengan perekonomian terbesar.

Negeri "Tirai Bambu" kini juga memiliki sejumlah miliarder ternama, seperti Jack Ma (pendiri Alibaba), Ma Huateng (CEO Tencent), dan Hui Ka Yan (bos real estate Evergrande) adalah tiga di antaranya.

Deng Xiaoping mengatakan kemiskinan bukanlah sosialis. Menurutnya, seseorang perlu menjadi kaya untuk meningkatkan mata pencarian orang lain.

Sejak reformasi Deng, lebih dari 700 juta orang terangkat dari kemiskinan di China.

1. Masa kecil

Deng Xiaoping lahir pada 22 Agustus 1904 di Guang'an, Sichuan, di era Kekaisaran Qing.

Ayahnya, Deng Wenming, adalah pemilik tanah tingkat menengah dan pernah belajar di Universitas Hukum dan Ilmu Politik di Chengdu.

Ibunya yang bernama Dan, meninggal di awal kehidupan Deng. Meninggalkan Deng, tiga saudara laki-laki dan tiga saudara perempuannya.

Deng memulai pendidikannya saat usia lima tahun di sekolah dasar swasta gaya China, lalu masuk ke sekolah dasar yang lebih modern dua tahun kemudian.

Musim panas 1919 Deng lulus dari sekolah Chonqing. Dia bersama 80 teman sekolahnya lalu melakukan perjalanan dengan kapal ke Perancis.

Deng menunjukkan tekadnya dengan tegas. Dia mengulang perkataan gurunya, ketika ditanyai ayahnya "Apa yang ingin kamu pelajari di Perancis?"

"Untuk belajar pengetahuan dan kebenaran dari Barat, untuk menyelamatkan China," kata Deng.

Ayahnya pun sepenuhnya mendukung keputusan Deng, yang merupakan partisipan termuda di usia 15 tahun.

China saat itu memang sedang menderita, dan Deng sadar orang China harus mendapat pendidikan modern untuk menyelamatkan negaranya.

Desember 1920, kapal Andre Lyon yang ditumpangi Deng tiba di Perancis. Dia bersama 210 siswa lainnya pun turun dari kapal itu.

Deng menimba ilmu di sekolah menengah Bayeux dan Chatillon. Lalu pada 1926 dia pergi ke Uni Sovyet untuk belajar di universitas Sun Yat-sen Moskwa.

2. Menjadi arsitek perekonomian China

Deng kembali ke China tahun 1926 dan menjadi pelaksana militer di Sovyet, daerah otonomi komunis di barat daya China, yang didirikan Mao Zedong pada 1931.

Kariernya semakin meningkat, ketika dilantik jadi Wakil Perdana Menteri China tahun 1952, dan jadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis China tahun 1954.

Kepandaiannya dalam berorganisasi sempat dipuji Mao Zedong, tapi mulai berselisih paham di tahun 1960-an saat terjadi Revolusi Kebudayaan.

Deng memiliki pandangan kuat terhadap kepentingan diri individual, sedangkan Mao lebih menekankan kebijakan egaliter.

Deng lalu diberhentikan dari posnya, dan bersama keluarganya dikirim ke pedesaan di Jiangxi untuk reedukasi.

Roda kehidupan Deng kembali berputar ke atas saat Mao meninggal pada 9 September 1976.

Revolusi Mao terhambat, dan Deng Xiaoping secara perlahan berkuasa sebagai pemimpin pengganti.

Saat dipimpin Deng, para petani dibebaskan memilih komoditas pertanian dan menyesuaikan kondisi alam.

Ini berbeda dengan kebijakan era Mao Zedong yang segalanya serba terpusat. Dampaknya, produktivitas petani meningkat dan bahan pangan mudah didapat.

Deng memiliki program utama yaitu Zona Ekonomi Khusus atau SEZ (Special Economic Zones).

Kebijakan ini adalah model produksi terpusat yang menyasar dunia internasional sebagai pangsa pasar China.

Deng menekankan tanggung jawab individu dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan pembentukan kader teknisi serta manajer yang terampil, berpendidikan tinggi, untuk menjadi ujung tombak pembangunan China.

Dia membebaskan banyak perusahaan industri dari kontrol dan pengawasan pemerintah pusat, memberi manajer pabrik wewenang untuk menentukan tingkat produksi dan mengejar keuntungan untuk perusahaan.

Dalam urusan luar negeri, Deng memperkuat hubungan perdagangan dan budaya China dengan Barat dan membuka perusahaan Cina untuk investasi asing.

Dari kebijakan ini, perlahan investor dan distributor mulai masuk. Pemerintah pun meraih profit dari pajak dan biaya administrasi.

Tahun 1981-1983 pertumbuhan ekonomi China mencapai 9,6 persen per tahun.

Kemudian tahun 1981-1984 di Shenzhen pertumbuhan ekonominya sebesar 75 persen per tahun, yang memunculkan istilah "Kecepatan Shenzhen" atau "Efisiensi Shenzhen".

Kemudian untuk reformasi sosialnya, Deng menerapkan kebijakan keluarga berencana paling ketat di dunia, yakni satu keluarga satu anak.

Ini dilakukan untuk mengendalikan populasi China yang terus meningkat.

3. Kematian yang diiringi peninggalan

Deng meninggal pada 19 Februari 1997, di usia 92 tahun, akibat infeksi paru-paru dan penyakit Parkinson.

24 Februari pukul 10.00 pagi, rakyat China diminta Perdana Menteri Li Peng untuk mengheningkan cipta selama tiga menit.

Bendera negara dikibarkan setengah tiang selama lebih dari seminggu. Pemakamannya disiarkan televisi nasional dan semua saluran kabel.

Setelah pemakaman, organ-organnya disumbangkan untuk penelitian medis. Jasadnya dikremasi, dan abunya disebar ke laut sesuai permintaannya.

Selama dua minggu berikutnya, media pemerintah China memuat berita dan dokumenter yang berkaitan dengan hidup dan mati Deng.

Program Berita Nasional menyiarkannya secara reguler mulai pukul 19.00 yang berlangsung hampir dua jam dari waktu siaran normal.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/24/192500270/biografi-tokoh-dunia-deng-xiaoping-arsitek-perekonomian-china

Terkini Lainnya

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke