Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak Penjual Sayur Gapai Beasiswa S3 di Luar Negeri

Kompas.com - 27/06/2023, 11:22 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Jepri Ali Saipul merupakan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang baru menyelesaikan studi S3 doktor College of Social Sciences, National Sun Yat-Sen University Taiwan.

Jepri mengambil Prodi International Graduate Program of Education and Human Development (IGPEHD). Pada tahun 2020 Jepri berhasil mendapatkan beasiswa secara penuh dari Kementrian Pendidikan Taiwan untuk berkuliah selama 4 tahun.

Baca juga: Kuliah Bersusah Payah, tetapi Mahasiswa UB Ini Lulus dengan IPK 3,94

Namun hebatnya, Jepri berhasil lulus lebih cepat selama 3 tahun dengan IPK sempurna 4,00.

Rupanya, dibalik kesuksesannya memiliki perjalanan hidup yang tidak mudah. Menurutnya ada banyak masa sulit yang dilewatinya.

Jepri mengaku sejak kecil ibunya hanya penjual sayur keliling dengan penghasilan Rp 20.000 - Rp 30.000 yang kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara ayahnya bekerja sebagai pembantu di toko di Surabaya.

Jepri mengaku saat masih duduk di bangku SD bukan anak yang juara di kelas. Namun ia meyadari, dirinya memiliki keingintahuan yang tinggi untuk terus belajar dan mempelajari hal-hal baru.

Jepri mengaku saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru menemukan pola belajar baru. Sehingga sejak saat itu, dia selalu menjadi yang terbaik di kelasnya dan menjadi ranking 1.

"Pola belajarnya waktu itu setelah selesai membaca, saya coba buat pertanyaan yang ditulis dan saya jawab secara langsung, dan itu saya bawa saat aktivitas sehingga tidak mudah lupa. Dan itu saya terapkan hingga SMA sehingga saya konsisten menjadi juara kelas," kata dia mengutip laman UM Surabaya, Selasa (27/6/2023).

Jepri mengaku saat bersekolah di SMK PGRI 1 Jombang, dirinya tidak pernah membayar. Pasalnya, dia mendapatakan beasiswa BOS dan prestasi dari sekolah.

Pada saat SMK itulah cita-citanya terbentuk. Jepri ingin menjadi pendidik Bahasa Inggris.

Sarjana pertama di keluarga

Dia menyatakan dirinya menjadi Sarjana (S1) pertama di keluarganya. Karena, bapak dan ibunya hanya merupakan lulusan SD.

Lalu kedua kakanya sekolah hanya sampai SMA.

Baca juga: Sering Kantuk Pagi Hari? Ini 5 Tips Cegahnya ala Ners UM Surabaya

Jepri mengaku saat akan masuk perguruan tinggi jalannya tidak langsung mudah. Sebagai orang yang tidak mampu dan ingin berkuliah, dia hanya bermodalkan nekat.

Di Surabaya Jepri dititipkan kepada Pakdhe atau yang menjadi saudara ibunya. Keinginan Jepri untuk mengenyam sekolah hingga perguruan tinggi membuat orangtuanya harus berusaha lebih keras.

"Waktu itu saya dua kali gagal ditolak kampus negeri, tidak pantang menyerah, akhirnya saya mendaftar Pendidikan Bahasa Inggris di UM Surabaya dan diterima. Pagi saya kuliah sampai siang, lanjut organisasi. Sore hingga malam saya ngajar les di LBB," jelas dia.

Dari penghasilan les tersebut, dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan di Surabaya. Sementara gaji bapaknya digunakan untuk membayar kuliah.

Tak hanya menjadi mahasiswa biasa saja, saat kuliah di UM Surabaya pada tahun 2014, Jepri pernah terpilih menjadi salah satu dari 100 pemuda ASEAN yang mengikuti kegiatan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Kuala Lumpur Malasya yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri di bawah inisiatif Presiden Barack Obama.

Tak hanya itu, pada tahun 2013, dia juga terpilih menjadi salah satu dari 100 ASEAN Youth Eco Leaders yang diselenggarakan oleh National University of Malaysia yang dilaksanakan selama lima mingu.

Kuliah S2 dengan Beasiswa LPDP

Saat lulus dari UM Surabaya, Jepri langsung bekerja di UM Surabaya di bagian Kantor Urusan Internasional.

Hal itu karena kemahirannya dalam berbahasa inggris, sehingga dia langsung diminta bekerja di kampus.

Tak berhenti untuk terus belajar, Jepri mendapatkan beasiswa dari LPDP di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 2016. Jepri mengambil Jurusan Linguistik Terapan.

Baca juga: 10 Prodi Undip Paling Diminati Jalur UTBK SNBT 2023

Selain lulus tepat waktu, Jepri juga meriah IPK cumlaude, yakni 3,95.

Setelah lulus studi S2, pada tahun 2018 Jepri kembali ke kampus dan menjadi Dosen di UM Surabaya.

Kemudian pada tahun 2020 Jepri kembali melanjutkan studi doktor.

Rupanya sebelum dia memilih National Sun Yat-Sen University Taiwan, Jepri juga telah diterima di beberapa kampus luar negeri lainnya, yakni University of Sydney Australia, University of New South Wales, Australia, University of Leeds, United Kingdom, dan National Dong Hwa University, Taiwan.

"Saya memilih National Sun Yat-sen University Taiwan karena beasiswa yang diberikan secara penuh," ungkap dia.

Sebagai mahasiswa S3 yang lulus lebih cepat, Jepri juga telah publikasi 5 artikel jurnal terindeks Scopus Q1 dan SSCI, workshop, summer course, konferensi internasional di berbagai negara, seperti di Faculty of Education, University of Cambridge, UK.

Baca juga: 10 Prodi Undip Paling Diminati Jalur UTBK SNBT 2023

"Be yourself, be progressive. Menjadi diri sendiri, yakni pribadi yang berprinsip dan mau terus belajar dan berkembang," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com