Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Jadi Elon Musk Investasi di Indonesia? Ini Kata Pakar Unair

Kompas.com - 29/05/2022, 12:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk di Gedung Stargate SpaceX pada beberapa waktu yang lalu menimbulkan pertanyaan besar.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Dr. Unggul Heriqbaldi menilai peluang investasi Elon Musk melalui perusahaan-perusahaannya yaitu Tesla dan SpaceX di Indonesia sangat besar.

Baca juga: Virus Hendra Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Kata Epidemiolog Unair

Unggul menilai, peluang investasi Elon Musk di Indonesia sangat besar.

Itu karena eksistensi Indonesia sebagai negara produsen nikel terbesar di dunia.

"Tentu hal ini akan sangat berpengaruh besar bagi perusahaan yang menghasilkan electric vehicle, seperti perusahaan Elon Musk. Bagi player terbaik di industri dan di global market, perusahaan tidak akan pernah berhenti untuk menemukan cara lebih efisien untuk memproduksi output-nya," kata dia melansir laman Unair, Minggu (29/5/2022).

Akan tetapi, Unggul menjelaskan bahwa pertimbangan investasi tidak hanya ditentukan oleh availability of key resources, tetapi juga aspek lain yang mendukung investasi.

Seperti keberadaan infrastruktur, energi, dan paket kebijakan yang ditawarkan oleh pemerintah, yakni tax allowance and exemption, fleksibilitas di pasar tenaga kerja, kemudahan dalam perizinan, dan aspek lainnya.

"Sehingga harapannya kedua pihak bisa mendapatkan the best deal dan masyarakat Indonesia tentunya mendapatkan manfaat terbesar dari setiap keputusan yang diambil oleh kedua belah pihak," ucap dia.

Baca juga: Prof. Ova Resmi Dilantik Jadi Rektor UGM

Potensi investasi Tesla dan SpaceX di Indonesia

Menurut Unggul, peluang terbesar dalam jangka menengah adalah investasi untuk memproduksi lithium-ion battery cells yang dibutuhkan Tesla dalam produksi electric vehicle.

Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia sekaligus produsen nikel terbesar di dunia dengan share 37 persen produksi dunia atau setara dengan 2,7 juta metrik ton.

Selain itu, Unggul menilai investasi pada electric battery di Indonesia akan membuat Tesla memperoleh manfaat dari resource abundance atau cost competitiveness.

Hal ini sangat krusial untuk Tesla dalam menjaga daya saing di pasar electric vehicle dunia.

Unggul juga menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki potensi jangka menengah dalam electric vehicle market.

Meskipun dari sisi market Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain yang sangat advanced, seperti Norwegia, Islandia, Swedia, Belanda, Jerman dan Inggris.

Namun, bukan tidak mungkin dengan government policy yang ramah terhadap pasar electric vehicle, Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan yang tinggi di pasar kendaraan elektrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com