Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Peneliti UGM Masuk Daftar 2 Persen Peneliti Teratas Dunia 2021

Kompas.com - 29/10/2021, 09:25 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tiga peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam daftar 2 persen peneliti teratas tingkat dunia tahun 2021, bersanding dengan 100.000 ilmuwan dunia lainnya yang karyanya banyak dikutip para peneliti lain sehingga menjadikan mereka sebagai peneliti paling berpengaruh.

Dari hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh peneliti dari Standford University, Prof. John Ioannidis bersama Jeroen Baas dan Kevin Boyack yang dirilis pada 20 Oktober 2021, tiga peneliti UGM yaitu Prof. Abdul Rohman, Prof. Muh Aris Marfai dan Prof. Ahmad Maryudi masuk "Top 2% World Ranking Scientists 2021".

Pemeringkatan “Top 2% World Rangking Scientist 2021” dibuat berdasarkan beberapa parameter yakni jumlah publikasi hingga akhir 2019, menerbitkan setidaknya 5 makalah hingga akhir 2019, jumlah sitasi, h-index, hm-index yang disesuaikan dengan penulisan bersama, dan sitasi untuk makalah di posisi penulisan yang berbeda.

Baca juga: Beasiswa S2 Jepang 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

Direktur Penelitian UGM, Prof. Mustofa mengatakan masuknya peneliti UGM ke dalam “Top 2% World Rangking Scientist 2021” membuktikan bahwa peneliti UGM diakui secara internasional.

“Masuknya peneliti UGM ke dalam Top 2% World Rangking Scientist 2021 membuktikan bahwa peneliti UGM diakui secara internasional dengan publikasi yang banyak disitasi para peneliti lain di seluruh dunia,” terangnya, Kamis (28/10/2021), seperti dirangkum dari laman UGM.

Lebih lanjut Mustofa memaparkan publikasi yang telah dilakukan ketiga peneliti UGM tersebut di Scopus rentang tahun 2020-2021. Prof. Abdul Rohman dengan 28 h-index, total karya ilmiah sebanyak 80 judul meliputi 64 artikel, 6 review, 6 short survey, 4 confernce paper. Adapun jumlah sitasi sebanyak 1.836 sitasi sejak tahun 2009.

Selanjutnya, Prof. Muh Aris Marfai dengan 16 h-index, 33 karya ilmiah berupa 13 artikel, 19 conference paper, dan 1 book chapter. Sedangkan jumlah sitasi sebanyak 752 tercatat sejak tahun 2007.

Lalu, Prof. Ahmad Maryudi dengan 23 h-indx, 24 karya ilmiah dengan rincian 18 artikel, 2 conference paper, dan 4 note. Untuk jumlah sitasi sebanyak 609 sejak 2012.

Baca juga: Beasiswa S2 University of Cambridge 2022, Tunjangan Rp 351 Juta Per Tahun

Mustofa menyampaikan UGM mendorong para penelitinya agar giat melakukan publikasi dalam berbagai jurnal internasional melalui berbagai skema.

Mengenal tiga Peneliti UGM

Prof. Abdul Rohman merupakan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan menjabat sebagai Ketua Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi Institute for Halal Industry and System (PUI-PT IHIS) UGM.

Peraih gelar doktor Institut Penyelidikan Produk Halal, Universiti Putra Malaysia, Malaysia dalam bidang Halal Food Analysis pada tahun 2011 ini banyak menaruh perhatian pada kajian kehalalan dan autentikasi produk makanan, farmasi, serta kosmetik.

Ketertarikan Abdul bermula karena minimnya riset terkait produk halal. Penelitian terhadap kehalalan produk kurang menarik bagi peneliti dari negara-negara besar dunia karena tidak terkait dengan kepentingan mereka.

Sementara itu, penggunaan produk-produk halal kian meningkat seiring kesadaran masyarakat Muslim dunia akan produk halal baik makanan, farmasi hingga kosmetik.

Baca juga: Mahasiswa Bisa Dapat Bantuan UKT Rp 2,4 Juta Kemendikbud Ristek, Ini Syaratnya

Berdasar laporan State of Global Islamic Economy pada tahun 2019 jumlah masyarakat muslim dunia mencapai 1,9 miliar orang dengan total pengeluaran untuk produk halal mencapai USD 2,02 triliun.
Pengeluaran masyarakat muslim akan produk halal diprediksi akan terus meningkat ke depannya.

“Riset-riset terkait produk halal seyogianya terus digalakkan melihat potensi penggunaan produk halal di masyarakat dunia yang cukup besar. Selain itu, riset ini penting dilakukan mengingat Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia,” kata Editor in Chief di Indonesian Journal of Pharmacy ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com