Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahasa Inggris Mapel Wajib di SD, Dosen UM Surabaya: Penting di Era Globalisasi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah mengeluarkan aturan terbaru tentang pelaksanaan mata pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, MI atau sederajat.

Dalam Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, Nadiem Makarim menegaskan bahwa Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa SD dan sederajat.

Kebijakan tersebut menarik perhatian Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Sri Lestari.

Menurutnya, pelajaran bahasa Inggris sempat menjadi tarik ulur isu. Mulai dijadikan mata pelajaran pilihan hingga akan dihapuskan pada tahun 2013 dan 2022 lalu.

"Pada tahun ini, keluarnya kebijakan menteri pendidikan untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib menjadi suatu kebijakan yang perlu diapresiasi," terang Sri Lestari seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Minggu (7/4/2024).

Bahasa Inggris jadi kebutuhan di era globalisasi

Dia menerangkan, kebijakan ini selain penerapannya dilakukan secara bertahap dan melihat kesiapan di masing-masing daerah dan institusi juga mempertimbangkan kualitas guru dengan mengadakan pelatihan bagi SDM yang akan dipersiapkan untuk mengajar bahasa Inggris di masing-masing sekolah.

Ia menegaskan, bahasa Inggris menjadi salah satu kemampuan yang dibutuhkan di era globalisasi.

Mengingat bahasa ini memiliki jumlah penutur yang paling banyak dibanding dengan bahasa asing lainnya.

Sri Lestari menambahkan, semakin banyak penutur suatu bahasa, tentu menguasai bahasa tersebut memiliki keuntungan yang semakin banyak pula.

Apalagi, komunikasi saat ini sudah tak berbatas wilayah terutama dengan keberadaan sosial media membuat semua dapat berkomunikasi dengan bebas kepada penutur lain di belahan dunia manapun.

"Tentu saja, selain itu orang yang fasih dalam berkomunikasi bahasa Inggris memiliki kesempatan untuk mengakses pekerjaan dan pendidikan yang lebih layak," imbuhnya.

Selain itu, belajar bahasa asing memiliki banyak keuntungan mulai dari segi kognitif hingga aspek sosial.

Mempelajari bahasa asing mampu melatih otak untuk memiliki kesadaran metalinguistik yang berarti bahwa jika diajarkan sejak dini, mereka akan dapat secara alami memahami, menganalisis, dan menggunakan bahasa itu sendiri.

Selain itu, belajar bahasa asing memiliki manfaat melatih daya ingat, meningkatkan kreatifitas, kemampuan akademik, serta memiliki kemampuan problem solving yang lebih unggul.

"Pada aspek sosial, anak yang memiliki kemampuan bahasa asing akan memiliki pikiran yang lebih terbuka dalam memandang sesuatu dari beragam perspektif. Selain itu, anak juga dinilai dapat lebih empatik," papar dia.

Jangan sampai siswa memiliki tingkat stres yang tinggi

Sri Lestari menegaskan, yang menjadi ketakutan adalah pembelajaran bahasa Inggris sejak dini dikhawatirkan dapat menyebabkan hilangnya penguasaan Indonesia/bahasa Ibu.

"Saya rasa, selama penggunaan bahasa dilakukan berimbang, ketakutan itu tidak akan terjadi. Bahwa anak juga masih perlu untuk terus diajak berkomunikasi dengan bahasa Ibu mereka disamping belajar bahasa asing," katanya.

Ia menekankan, yang menjadi aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana mengelola pembelajaran bahasa Inggris nantinya.

Mulai dari kurikulum, bahan ajar, hingga strategi pembelajaran yang ada. Hal itu perlu karena anak-anak yang dituntut untuk menguasai kemampuan bilingual bahkan multilingual akan sangat mungkin menghadapi beban akademis tambahan.

Ia mengimbau, jangan sampai nanti kewajiban belajar bahasa Inggris semakin mambuat anak memiliki tingkat stres yang tinggi.

"Mewajibkan penyelenggarakan pelajaran bahasa Inggris di tingkat SD ini memerlukan upaya yang besar dan serius baik secara finansial maupun waktu," tutup Sri Lestari.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/04/08/071400671/bahasa-inggris-mapel-wajib-di-sd-dosen-um-surabaya--penting-di-era

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke