Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkat Biola, Norman Diterima di 3 Kampus Luar Negeri

KOMPAS.com - Norman Jefferson Nainggolan adalah talenta muda berprestasi dari SMAK BPK Penabur Bandar Lampung.

Dia berhasil meraih banyak penghargaan sebagai pemain biola baik di tingkat nasional maupun internasional.

Alunan nada indah dari biolanya membawa Norman tampil tampil bersama musisi ternama seperti Addie M.S dan Erwin Gutawa hingga meraih Beasiswa Indonesia Maju (BIM).

Kisah Norman bermula saat ia mengikuti ujian praktik kelas 6 SD. Pada waktu itu, dia memainkan alat musik seruling untuk memenuhi tugas sekolahnya.

Dari situlah remaja 18 tahun ini tertarik dengan alat musik dan mahir memainkan biola.

"Dari situ aku belum banyak tahu tentang musik. Aku mulai mempertanyakan tentang jenis alat musik, mamaku kemudian menunjukkan biola dan piano dan dari situ aku jatuh cinta sama biola. Karena saat itu biola, di mataku terlihat unik," ucap dia melansir laman Puspresnas.

Ketika menyatakan ketertarikannya dengan dunia musik, ibu dari Norman, Hasnariaty mengaku sempat ragu dengan keinginan Norman.

Namun, lambat laun Ibunya memberikan kepercayaan kepada Norman.

"Awalnya saya tidak yakin, karena menurut saya biola adalah alat musik yang jarang saya lihat, tidak seperti piano dan gitar. Kemudian, saya bilang ke Norman untuk membuktikan kepada kami kalau ia serius di dunia musik, buktikan dengan prestasi," ucap Hasnariaty.

Keluarganya bukanlah keluarga yang berlatar belakang pemusik, maka dari itu Hasnariaty mendaftarkan anak sulungnya itu di kursus musik.

Norman pun mulai serius menekuni alat musik biola. Hingga akhirnya, pihak sekolah mengetahui Norman bisa memainkan alat musik biola dan memintanya bergabung tim sekolah untuk mengikuti lomba.

"Waktu itu persiapannya hanya tiga hari, sedangkan siswa lain sebulan. Awalnya kami khawatir karena Norman terlihat belum siap, terlebih Norman satu-satunya yang memainkan biola. Kami tidak sangka, tim sekolah mendapatkan juara favorit, dari situlah saya berpikir anak saya mulai serius," jelas Hasnariaty.

Momen itulah yang membuat remaja 18 tahun ini percaya diri dan konsisten bermain biola sampai sekarang.

Deretan prestasi yang telah ditorehkannya, yaitu:

Berkat kegigihannya dan dukungan dari berbagai pihak, kemampuan Norman banyak dilirik oleh berbagai kalangan, hingga akhirnya bisa berkolaborasi bersama musisi terkenal dan diundang di acara penting seperti Twilite Orchestra (Addie M.S.) pada 2019 dan Di atas Rata-Rata Official (Erwin Gutawa) 2020.

Kemudian acara G20 Indonesia Presidency 2022 Opening Ceremony (Lembang), Jakarta Concert Orchestra (Avip Priatna dan ikut konser di Esplanade Building, Singapura) 2022, Gita Bahana Nusantara 2021 dan 2022 (menjadi concert master di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022), Concertmaster di Kantata Orchestra Penabur Pusat 2022, serta Soloist di Musik Indonesia Lintas Era Orchestra (Bersama Erwin Gutawa dalam rangka Hari Musik Nasional 2023).

Norman tetap menyeimbangi antara bermain biola dan akademiknya. Di masa pandemi Covid-19 yang membuat ruang publik terbatas, Norman tetap semangat mencari kompetisi.

Lewat media sosial, Norman mencari berbagai informasi kompetisi biola baik tingkat nasional dan internasional.

Di akhir masa SMA-nya, Norman memikirkan kelanjutan studinya ke perguruan tinggi.

Dia mengungkapkan niatnya untuk kuliah di luar negeri kepada keluarganya.

"Aku pilih kuliah di Eropa karena disana itu pusatnya musik klasik dan keluargaku juga mendukung," jelas Norman.

Dalam mewujudkan mimpinya itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk kuliah di luar negeri.

Hingga pada akhirnya, dia mendapatkan informasi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S1 Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).

Berkat keuletannya, dia berhasil lolos Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan S1 Luar Negeri.

Selama hampir setahun Norman mengikuti program pembinaan sebagai syarat untuk menjadi Awardee BIM.

Saat ini, dia sudah mendapatkan tawaran LoA dari beberapa universitas ternama, seperti Royal Conservatoire of Scotland, Monash University, dan University of Melbourne.

Namun, Norman punya pilihan yang jelas untuk kuliah di Royal Conservatoire of Scotland dengan jurusan Classical Music Performance.

"Harapan aku tentunya bisa lulus dengan hasil yang terbaik, dapat menghasilkan karya, mengimplementasikan ke Indonesia, dan memberikan warna baru ke musik Indonesia," tegas dia.

"Fokus kita mau ke mana, tentukan goals dan kerjakan dengan serius. Kalau ada tantangan kita coba, walaupun susah kita tetap usaha," pesan Norman.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/04/27/114500471/berkat-biola-norman-diterima-di-3-kampus-luar-negeri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke