Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Percaya Proses, Kisah Dua Alumni Prasmul yang Maksimalkan Ruang Belajar untuk Capai Impian

KOMPAS.com – Banyak orang yang merasa terbebani ketika belajar. Namun, hal ini tidak dirasakan dua alumni Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) yang justru sangat menikmati proses belajar untuk menggapai impian mereka.

Begitulah yang dipikirkan alumnus S1 Bisnis Prasmul 2018 Michelle Huang. Meski dituntut orangtuanya memilih jalur pendidikan dan karier sains, dia tetap berpegang pada minat dan bakatnya sejak SMA, yakni bisnis.

“Selama perjalanan di Prasmul dikelilingi sama teman-teman yang baik, dikasih dosen pembimbing yang suportif. Bangga juga menyelesaikan tanggung jawab aku selama empat tahun terakhir dengan baik karena kuliah bisnis di Prasmul adalah pilihan aku,” ujarnya melansir ceritaprasmul.com, Senin (5/12/2022).

Michelle pun memaksimalkan proses belajarnya dengan semaksimal mungkin. Dia mengatakan, pada semester 3 dan 4, dia mempelajari Business Creation dan Business Development.

Perempuan yang akrab dipanggil Mihu itu belajar tahapan konsepsi ide bisnis, membuat prototipe produk, hingga meriset pasar.

Meski tahapan-tahapan tersebut memiliki banyak rintangan, mahasiswi asal Jambi itu mengatakan, proses tersebut membuatnya paham realitas bisnis di industri.

Terelebih, Prasmul memiliki kegiatan Company Observation. Pemahaman Mihu terkait realitas dunia industri pun semakin dipertebal.

“Aku sangat, sangat bersyukur ada Company Observation di setiap mata kuliah. Enggak cuma teori hafalan, tapi juga melihat apa ada yang diterapkan di company yang mungkin kita tertarik,” katanya.

Mihu menjelaskan, dia aku dapat kesempatan mengamati Indofood. Dia juga mendapatkan pengalaman berbagi dari guest lecturer sehingga bisa belajar dari CEO dan praktisi yang sudah sukses.

Selain melihat bisnis yang sudah terbang tinggi, Mihu juga menaruh perhatian pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

“Saat ikut Community Development 1, aku ke sekolah luar biasa (SLB) di Jakarta Selatan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus untuk yang pertama dan membantu UMKM di yang kedua,” ujarnya.

Di situ, dia mencoba mengaplikasikan apa yang dia pelajari di Prasmul ketika menjalani Community Development 2 dan UMKM tersebut langsung merasakan dampaknya.

“Mitra pun senang banget karena omset mereka naik dan mereka sudah bisa masuk ke retail stores,” ungkap perempuan yang kini bekerja di Boston Consulting Group itu.

Bisnis berbasis sosial

Kegiatan bisnis berbasis sosial itu tidak hanya membuat Mihu semakin gencar mempelajari dunia usaha, tetapi juga menumbuhkan jiwa sosialnya sehingga dia mengikuti acara pageant tingkat provinsi dan nasional.

Pada 2018, dia merengkuh mahkota Gadis Kota Jambi diletakkan di atas puncak kepalanya. Kemudian, pada tahun berikutnya, dia maju menjadi Miss Indonesia Jambi.

Di balik glamornya panggung, ada banyak program yang Michelle jalankan, seperti acara-acara promosi kota Jambi secara nasional maupun internasional.

Mihu menyebutkan, banyak sekali pembelajaran positif di Miss Indonesia dan bisa menerapkan apa yang ia pelajari di Prasmul, terutama di bidang sosial saat ia menyusun program Beauty With A Purpose.

Terkait alasan mengikuti Gadis Kota Jambi dan Miss Indonesia, dia mengaku menyukai jadwal yang padat dan mencari kesempatan untuk mengembangkan diri.

“Aku senang aktif dengan banyak kegiatan, karena aku orangnya gampang bosan. Saat ngekos di Edutown, aku sering banget homesick. Akhirnya ku cari aktivitas untuk alihkan pikiran seperti ikut beberapa kepanitiaan,” ujarnya.

Selain itu, dia senang dengan kegiatan Gadis Kota Jambi karena bisa menambah networking sehingga bisa tanya-tanya dan sharing berbagai macam hal.

Terkait semua pencapaian itu, Mihu bangga karena berkat bekal dari Prasmul, dia bisa berada di tempat-tempat yang membentuk jalan hidupnya.

“Yang membedakanku dengan orang-orang lain, aku kuliah di Prasmul dan tahu cara presentasi, menyampaikan pesan ke orang lain, membangun networking. Lebih pede, lebih bisa dan siap bekerja baik dunia bisnis, profesional, ataupun entertainment.”

Belajar melalui mengajar

Hampir serupa dengan Mihu, alumnus S1 Bisnis Prasmul angkatan 2018 lainnya, Elisa Amelia, memaksimalkan proses belajarnya dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan.

“Percaya atau tidak, aku tuh dulu pas SMA maunya belajar doang, nggak mau ikut kepanitiaan. Tapi, pas kuliah, aku berubah jadi mau coba berbagai macam pengalaman dengan syarat nilai aku juga tetep harus bagus,” ujar salah satu best graduate S1 Business itu.

Hal itu pun betul-betul diamini dan digiati Elisa sehingga berhasil mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97 sembari terus memanen prestasi selama kuliah.

Pada tahun pertama kuliah, ia mengikuti kepanitiaan sembari belajar memanajemen waktu.

Di sela-sela kegiatan kepanitiaan, tak jarang ia menyelipkan sedikit demi sedikit tanggung jawab, seperti mengerjakan tugas atau menjawab kuis.

Pada babak berikutnya di kehidupan kampus Elisa, dia mulai mengikuti banyak lomba dan kegiatan eksternal, seperti Bali Asian International Model United Nations (BAIMUN).

Terlepas dari menang atau kalah, Elisa menekankan sebuah prinsip yang ia pegang teguh saat menjalani kegiatan-kegiatan yang diikutinya, yaitu every experience is an opportunity to learn and grow.

Kalau kalah, Elisa tidak langsung menyerah dan bangkit untuk mencoba kembali.

“Contohnya, pada awal masuk semester empat aku juga sempat ikut lomba pidato dan kalah. Aku bangkit lagi pada awal semester lima setelah berbekal materi baru dari Prasmul. Aku memberanikan diri untuk ikut lomba Business Plan Competition. Surprisingly, menang,” ujarnya.

Dari ikut perlombaan-perlombaan itu, prestasi Elisa pun menumpuk dan disematkan di laman LinkedIn-nya. Tanpa disangka, hal ini malah mengundang banyak kesempatan baru.

“Aku sempat beberapa kali diundang untuk jadi speaker di berbagai universitas di Indonesia dan mostly, topiknya tentang business plan, business model canvas,” ungkapnya.

Elisa mengaku bahwa ilmu yang didapatkan dari kelas, lapangan, dan lomba tersebut tidak berhenti begitu saja.

Pada awal perkuliahan, Prasmulyan yang bercita-cita ingin melanjutkan studi S2 itu sempat mengalami kesulitan beradaptasi dengan ranah sosial, khususnya di mata kuliah ekonomi akuntansi.

Tanpa disangka, kejadian tersebut malah menjadi awal untuk Elisa berkarya sebagai tutor di TutorKu.

“Aku suka banget berbagi ilmu lewat mengajar, melihat mereka dari yang nggak bisa sampai bisa. Aku ikutan senang kalau ada progres dan bisa lulus,” paparnya.

Prasmul pun tidak melewatkan talenta yang dimiliki Elisa. Dia digandeng sebagai tutor di kelas jurusan Business dan bahkan menjadi asisten riset para dosen Prasmul.

“Berkat ini, aku juga dapat berbicara dengan petinggi di universitas-universitas lain, tentu menambah pengetahuan,” katanya saat dipercayai sebagai tutor business mathematics dan statistik di TutorKu saat itu.

Memaksimalkan fasilitas

Terkait memaksimalkan proses belajarnya, Elisa mengatakan, memanfaatkan fasilitas atau peralatan penunjang di Prasmul sangat berpengaruh.

Sebab, orang yang andal sekalipun akan kesulitan jika tidak ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang baik di kampus.

“Fasilitas pendukung di Prasmul Ini sangat mendukung kegiatan belajar mengajar banget menurut aku. Dimulai dari ruang kelas dan student lounge yang nyaman, terus juga ada auditorium, dan perpus yang lengkap koleksi buku, jurnal, dan sumber lainnya,” jelasnya.

“Nah, seringkali aku juga pakai untuk belajar tugas, tutoring, atau kerja kelompok di perpus,” imbuhnya.

Dia mengatakan, fasilitas tidak hanya berupa benda mati seperti ruangan, alat bantu, dan sumber bacaan. Ada juga fasilitas berjalan, yaitu para dosen yang menjadi katalis ilmu di lingkungan kampus.

Menurutnya, dosen-dosen yang kaya pengalaman dan ilmu serta memperhatikan kebutuhan mahasiswanya pasti akan menjadi sarana terbaik buat mahasiswa berkembang.

“Dosennya sendiri sangat berkualitas dan juga insightful. Ditambah lagi mereka juga sangat mengapresiasi semua hal yang dilakukan oleh para mahasiswa,” kata perempuan yang hobi travelling itu.

Namun, dosen bukan menjadi satu-satunya jalur untuk mendapatkan pengetahuan di Prasmul. Ada pula guest lecturer yang merupakan praktisi atau pakar yang didatangkan untuk berbagai pengalaman.

“Lalu, dengan adanya guest lecture sangat bermanfaat untuk mendapatkan point of view dari para expert di bidangnya,” ungkapnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/12/133131271/percaya-proses-kisah-dua-alumni-prasmul-yang-maksimalkan-ruang-belajar-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke