KOMPAS.com - Mitos soal penularan human immunodeficiency virus (HIV) penyebab acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) di kolam renang masih saja beredar.
Misalnya, seperti yang diunggah akun Facebook ini pada Minggu (28/4/2024). Pengunggah menyertakan tangkan layar peta digital kolam renang HOA.
Pada deskripsi lokasi terdapat pemberitahuan bahwa kolam renang ditutup karena ada orang yang terdeteksi positif HIV.
Berikut pemberitahuan yang tertera, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Kolam HOA Terinfeksi AIDS. orang ke-4 positif
Orang ke-4 dinyatakan positif minggu ini. Pastikan semua orang yang mengunjungi kolam ini diperiksa. Kolam renang tidak dirawat dan bahan kimia tidak digunakan.
Bagaimana faktanya? Benarkah HIV/AIDS bisa menular di kolam renang?
Berdasarkan kemiripan denah, lokasi kolam renang dalam tangkapan layar kemungkinan di dekat Tate Springs, Texas, Amerika Serikat (AS). Pantauan Google Mapsnya dapat dilihat di sini.
Bagian yang dilingkari dalam tangkapan layar merupakan wilayah yang berbatasan dengan Danau Arlington.
Kendati demikian, tidak ditemukan berita, laporan, atau bukti valid soal penularan HIV/AIDS di kolam renang sekitar Danau Arlington.
Kepala petugas medis untuk AIDS Healthcare Foundation, Carl Millner mengatakan, tidak ada sama sekali laporan soal penularan HIV/AIDS di kolam renang.
"Tidak, tidak sama sekali. Penyakit ini tidak dapat ditularkan di kolam renang atau kolam air panas. Ia tidak bisa hidup di bak mandi air panas atau kolam renang. Tidak ada kasus penularan HIV melalui modalitas ini," kata Millner, pada 29 April 2024, dilansir Lead Stories.
HIV merupakan virus yang sangat rapuh dan dapat mati dengan sangat cepat di air atau udara.
Dilansir situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), penularan HIV/AIDS sebagian besar terjadi melalui hubungan seks anal atau vagina, berbagi jarum suntik dan peralatan narkoba, seperti cooker.
Ada pula penularan perinatal dari ibu pengidap HIV ke anak yang sedang dikandungnya.
Narasi soal HIV/AIDS dapat menular di kolam renang telah ada sejak abad ke-19.
Dilansir The Washington Post, pemenang medali emas Olimpiade Musim Panas 1988 cabang renang, Greg Louganis diklaim terinfeksi HIV/AIDS saat kepalanya terbentur papan lompat dan mengalami pendarahan dalam kolam.
Namun, dinas kesehatan setempat membantah klaim tersebut.
Kepala Pengawasan HIV/AIDS CDC yang menjabat saat itu, John W Ward memastikan tidak ada risiko penularan penyakit tersebut di kolam renang.
"Kami memiliki lebih dari 440.000 orang yang dilaporkan mengidap AIDS di AS sejak epidemi ini dimulai, dan tidak ada satu pun dari mereka yang berhubungan dengan paparan kolam renang atau kontak lain yang berhubungan dengan olahraga," kata Ward.
Dengan pengobatan yang tepat dan terkontrol, orang dengan HIV/AIDS atau ODHA dapat hidup lebih lama, sehat, dan melindungi pasangan mereka dari penularan.
Sayangnya, kemajuan di bidang medis ini belum diketahui secara merata oleh semua orang.
Organisasi nirlaba advokasi LGBT, GLAAD menerbitkan laporan pada 2023 soal pengetahuan warga AS terkait HIV/AIDS.
Sebanyak 85 persen warga AS menyetujui bahwa ketersediaan informasi seputar HIV/AIDS penting di masyarakat.
Sementara, masih ada 3 persen warga AS yang tidak tahu soal HIV/AIDS. Artinya, masih ada masyarakat yang belum mendapat edukasi soal penyakit ini.
"Fakta bahwa pemeriksaan fakta ini harus dilakukan membuktikan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan," ujar GLAAD, dilansir Lead Stories.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.