KOMPAS.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk pertama kali menyetujui resolusi gencatan senjata di Gaza, sejak perang antara Israel dan Hamas berkobar pada 7 Oktober 2023.
Selain gencatan senjata, DK PBB menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera Hamas, menambah aliran bantuan kemanusiaan, dan memperkuat perlindungan warga sipil di Jalur Gaza.
Resolusi gencatan senjata disetujui DK PBB dalam pemungutan suara pada sidang di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, AS, Senin (25/3/2024).
DK PBB menegaskan kembali tuntutannya agar tak ada lagi hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.
Konflik Israel dan Palestina memanas setelah Hamas menyerang serta menginfiltrasi wilayah Israel pada 7 Oktober 2023. Kemudian, Israel melancarkan serangan balik ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya.
Berikut sejumlah fakta terkait resolusi gencatan senjata Israel-Palestina yang berhasil dihimpun Tim Cek Fakta Kompas.com dari berbagai sumber.
Resolusi gencatan senjata di Gaza disetujui oleh 14 dari 15 negara anggota DK PBB, dan hanya satu negara yang menyatakan abstain, yakni Amerika Serikat.
Dilansir Al Jazeera, AS telah berulang kali menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi yang memberikan tekanan kepada Israel.
Namun, AS mulai menunjukkan kekecewaan terhadap sekutunya itu, seiring meningkatnya jumlah korban sipil dan peringatan PBB soal potensi bencana kelaparan di Gaza.
Berbicara setelah pemungutan suara, Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menyalahkan Hamas atas keterlambatan pengesahan resolusi gencatan senjata.
Ia mengatakan, alasan AS abstain adalah ketidaksetujuan mereka terhadap isi resolusi.
"Beberapa perubahan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan kecaman terhadap Hamas," kata Thomas-Greenfield.
Gedung Putih mengatakan, resolusi tersebut tidak memuat seruan yang dianggap penting oleh AS dan pilihan abstain tidak merepresentasikan pergeseran kebijakan.
Dilansir CNN, baik Hamas maupun Otoritas Palestina (PA) yang memerintah di Tepi Barat, menyambut baik resolusi gencatan senjata tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan melalui akun X (Twitter), Senin (25/3/2024), bahwa negaranya tidak akan mematuhi resolusi tersebut.
"Negara Israel tidak akan gencatan senjata. Kami akan menghancurkan Hamas dan terus bertempur hingga sandera terakhir kembali ke rumah," kata Katz.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan, Israel tidak terikat kewajiban moral untuk menghentikan perang jika Hamas belum melepaskan sandera.
"Kami tidak terikat kewajiban moral untuk menghentikan perang jika masih ada (warga Israel) yang disandera di Gaza,” kata Gallant, pada Senin malam waktu setempat atau Selasa (26/3/2024) waktu Indonesia.
Di sisi lain, keputusan AS untuk tidak memveto resolusi tersebut menimbulkan kekecewaan dan reaksi keras dari pihak Israel.
Dua penasihat dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah dijadwalkan berkunjung ke Washington DC pada Senin malam.
Namun, kunjungan tersebut dibatalkan setelah pemungutan suara resolusi DK PBB.
Juru Bicara Keamanan Nasional John Kirby mengatakan, AS kecewa dengan keputusan untuk membatalkan kunjungan tersebut.
Menurut laporan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), memasuki Maret 2024 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Israel masih melancarkan serangan.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, per 21 Maret 2024, setidaknya 31.998 warga Palestina tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh dilaporkan adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 74.188 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.
Sementara itu, Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) menyebutkan, sebanyak 434 warga Palestina, termasuk setidaknya 106 anak-anak, telah terbunuh di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, antara 7 Oktober 2023 sampai 21 Maret 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.