Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] WHO Melakukan Pengawasan untuk Mengontrol Penyakit Semua Orang

Kompas.com - 07/02/2024, 19:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi yang menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyerukan peningkatan pengawasan.

Tujuannya, menurut unggahan di media sosial, untuk mengontrol penyakit bagi orang-orang di seluruh dunia.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi soal WHO menyerukan peningkatan pengawasan untuk mengontrol penyakit semua orang ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu pengunggah pada Kamis (1/2/2023) dalam terjemahan bahasa Indonesia:

WHO Menuntut Kekuatan Pengawasan untuk Memantau Setiap Pria, Wanita & Anak-anak Untuk ‘Pengendalian Penyakit’.

Menurut pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, para birokrat yang tidak dipilih memerlukan peningkatan kewenangan pengawasan untuk melacak masyarakat dan memantau “kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem.”

WHO menyerukan perluasan kemampuan pelacakan dalam rancangan terbaru perjanjian pandemi internasionalnya. Intinya, perjanjian pandemi ini akan memberi Bill Gates hak untuk menulis hukum internasional.

Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (1/2/2023), soal WHO menyerukan peningkatan pengawasan untuk mengontrol penyakit semua orang.akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (1/2/2023), soal WHO menyerukan peningkatan pengawasan untuk mengontrol penyakit semua orang.
Penelusuran Kompas.com

Klaim soal seruan WHO meningkatkan pengawasan bersumber dari situs The People's Voice. Situs tersebut memiliki rekam jejak menyebarkan informasi keliru.

Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People's Voice sebagai media yang bias sayap kanan dan memiliki kredibilitas rendah.

Sumber informasinya dipertanyakan dan tidak dapat dipercaya.

Situs web berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut rutin menerbitkan artikel soal konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.

Artikel The People’s Voice membahas soal rekomendasi WHO untuk memperluas program pengawasan kesehatan yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti pelacakan penyakit dan pengembangan vaksin, bukan untuk melakukan pengawasan terhadap individu.

Pada 30 Oktober 2023, WHO menerbitkan proposal yang memuat pencegahan pandemi dan pengawasan kesehatan masyarakat.

Anggota WHO menyepakati kerja sama antaranggota negara, termasuk soal pembagian data, kapasitas diagnostik, serta penguatan dan pemeliharaan laboratorium kesehatan.

WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa negara anggota memenuhi rekomendasinya.

Dikutip dari situs WHO, seperti halnya semua instrumen internasional, pemerintah sendirilah yang akan menentukan tindakan sambil mempertimbangkan undang-undang dan peraturan nasional mereka sendiri.

Pengacara dan pakar keadilan kesehatan global Institut O'Neill, Eric Friedman mengatakan bahwa tiap-tiap negara sudah memiliki program pengawasan kesehatannya masing-masing.

Program pengawasan kesehatan bukan dibuat untuk memata-matai, melainkan melihat potensi penularan penyakit, limbah, dan tindakan kesehatan masyarakat lainnya.

"Jika kita bisa mengantisipasi (wabah), lalu jika (suatu penyakit) menular ke manusia, kita sudah tahu apa itu virus itu. Sangat penting untuk mengetahui apa yang ada di lingkungan tersebut," kata Friedman, dikutip dari Leadstories.

Kesimpulan

Narasi soal WHO menyerukan peningkatan pengawasan untuk mengontrol penyakit semua orang merupakan hoaks.

WHO merekomendasikan penguatan pengawasan kesehatan masyarakat, tetapi pengawasannya tidak bersifat individu.

Setiap negara memiliki sistem pengawasan masing-masing dan memiliki kewenangannya masing-masing di luar rekomendasi WHO. Informasi bersumber dari media bias dan tidak kredibel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

Hoaks atau Fakta
Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut 'Symphony No. 9'

Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut "Symphony No. 9"

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com