Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Kaesang Bertanya, Apa Ada Warga yang Ditangkap karena Hina Jokowi

Kompas.com - 01/12/2023, 10:01 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangerap mempertanyakan apakah pernah ada warga yang ditangkap karena menghina Presiden Joko Widodo.

Seperti diberitakan Kompas.com, hal itu disampaikan Kaesang saat menjawab pertanyaan awak media soal pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang menyebut penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru.

"Ya kita... Yang penguasa itu siapa dulu? Definisi penguasa itu siapa? Siapa? Nah (Jokowi). Dengan? Dengan Pak Ma'ruf. Di mana...," ujar Kaesang saat konferensi pers seusai acara silaturahmi dengan Forum Komunitas Pengemudi Nusantara di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023)

"Teman-teman semua saya katakan, di medsos, ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?," kata anak bungsu Presiden Jokowi ini.

Mendengar pertanyaan tersebut, salah seorang pengemudi yang berdiri di belakang Kaesang menjawab, "ditangkap".

Kaesang lantas menengok ke belakang. Sementara, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni justru menjawab, "tidak".

Kaesang kemudian mengakui bahwa memang betul ada yang pernah ditangkap. Namun, menurut Kaesang, orang tersebut ditangkap karena menghina Jokowi secara berlebihan.

Lantas apakah benar ada warga yang ditangkap karena menghina Jokowi? Berikut penelusuran Kompas.com:

1. RT ditangkap karena dianggap hujat Jokowi

Polres Rokan Hulu, Riau, menangkap seorang pria berinisial RT pada Februari 2023 karena menghina Jokowi melalui video di media sosial.

Dalam video berdurasi 19 detik tersebut, RT dianggap menghina Jokowi dengan perkataan tidak pantas. Ia juga meminta Jokowi untuk menggusur perusahaan PT PTPN V di Provinsi Riau.

Karena masih dibawah umur, polisi kemudian meminta anak tersebut membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi hal serupa.

Selengkapnya baca di sini.

2. AB ditangkap karena hina Jokowi dan kritik penanganan Covid-19

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap AB, warga Cipinang, Jakarta Timur pada 2020 karena dianggap menghina Jokowi melalui sebuah video di media sosial.

Dalam video tersebut, AB mengkritik Jokowi terkait penanganan wabah Covid-19. AB ditangkap setelah ada pihak yang melaporkannya ke Bareskrim Polri pada April 2020.

Sebelumnya, pada bulan Februari, AB juga dilaporkan ke Polda Jawa Barat. Menurut polisi, AB melakukan aksinya untuk menyebarkan paham tertentu.

Selengkapnya baca di sini. 

3. RY ditangkap karena unggah foto yang dianggap hina Jokowi

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap RY di Jalan Raya Padang, Bukittinggi, Sumatera Barat pada 2017 karena mengunggah foto editan yang dianggap menghina Jokowi.

Ropi diduga menggunakan akun Facebook-nya untuk mengunggah foto-foto rekayasa yang bernada ujaran kebencian. Selain ia juga mengunggah foto yang dianggap menghina Jokowi. 

Selengkapnya baca di sini. 

4. YP ditangkap karena unggah konten pornografi yang catut Jokowi

YP, ditangkap Badan Reserse Kriminal Polri pada 2015 karena dianggap menyebarkan tulisan berunsur pornografi pada foto Jokowi dan artis Nikita Mirzani.

Yulianus dijemput paksa di Jalan Rambutan  Pejaten, Jakarta Selatan berdasarkan laporan yang dilakukan oleh dua orang.

Selengkapnya baca di sini. 

5. MK ditangkap karena unggah konten yang hina Jokowi dengan kata kasar

Polda Kepulauan Riau  menangkap seorang pria paruh baya bernama MK karena menghina Jokowi melalui  Twitter pada 2021. Dia dianggap mengunggah konten di Twitter yang menghina Jokowi dengan kata-kata kasar dan tidak pantas. 

Adapun Mustafa baru membuat akun Twitter tersebut pada bulan Maret 2021. Ia ditangkap setelah ada laporan terhadap dirinya. 

Selengkapnya baca di sini. 

6. MS ditangkap karena hina Jokowi dan Tito Karnavian

MS, warga Mauk Timur, Tangerang ditangkap  Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri karena menyebar konten yang dianggap menghina Jokowi dan mantan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian Facebook.

Selain itu Said ditangkap karena dianggap  menyebarkan konten berbau SARA. Selengkapnya baca di sini. 

7. MT ditangkap karena tuduh Jokowi berpihak pada komunis

Pada 2017, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri juga menangkap MT di rumahnya, Perumahan Adiloka Megasari, Tangerang.

Dia ditangkap karena mengunggah video di YouTube yang menuduh Jokowi berpihak pada blok komunis. Ia juga menyatakan bahwa Tito termasuk antek Jokowi yang berpaham komunis. 

Selengkapnya baca di sini

8. B ditangkap karena buat meme Jokowi

Burhanudin seorang santri di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ditangkap Tim Cyber Crime Polda Jawa Timur. Ia ditangkap karena membuat gambar meme yang kontennya menghina pemerintah, termasuk  Jokowi.

Salah satu meme yang ia buat yakni dengan menggambarkan wajah Jokowi sebagai penambal ban. 

Selengkapnya baca di sini

9. Tiga pemuda ditangkap karena unggah video yang dianggap hina Jokowi. 

Tiga pemuda di Desa Balun Ijuk, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, ditangkap polisi karena mengunggah video yang diduga berisi konten penghinaan kepada Jokowi. Ketiganya yakni  SD (20), IK (15), dan FZ (16). 

SD mengaku video yang diunggah hanya sebatas candaan dan tidak menyangka akan berdampak hukum. Menurut SD video tersebut dibuat saat video call bersama FZ.

Selengkapnya baca di sini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com