Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Nyamuk Wolbachia Sengaja Disebar untuk Picu Pandemi Baru

Kompas.com - 27/11/2023, 14:28 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk berteknologi wolbachia diklaim sengaja dilakukan untuk memicu terjadinya pandemi.

Saat ini, teknologi wolbachia memang menjadi salah satu alternatif yang digunakan dalam mengatasi penyakit DBD.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa wolbachia dibuat untuk memicu pandemi adalah tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Klaim nyamuk berteknologi wolbachia akan memicu terjadinya pandemi dibagikan oleh akun Facebook ini pada 17 November 2023.

Berikut narasi yang dibagikan:

Nyamuk WOLBACHIA bikinan Elit Global yg ingin menguasai individu seluruh dunia ,ini akan jadi calon pandemi ke-2 .. SINGAPORE menolak di jadikan Bahan uji Coba.

kenapa Indonesia Mau saja ? Ya alloh apa mau membunuh rakyat Indonesia lagi ? Ini bahaya nya lebih dari covid-19. Bisa menyebab kan penyakit dalam. Sudah di sebarkan di semarang Jakbar Bandung...katanya untuk menanggulangj malaria.

pdahal Indonesia sudah lama tidak punya malaria,,dan obatnya pun sudah di SEDIAKAN oleh Elit Global paramachy mau jualan obat lagi... Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan ALLOH SWT,

Hoaks, nyamuk wolbachia picu terjadinya pandemiScreenshot Hoaks, nyamuk wolbachia picu terjadinya pandemi

Penelusuran Kompas.com

Setelah ditelusuri, tidak ditemukan bukti bahwa nyamuk berteknologi wolbachia dibuat untuk memicu terjadinya pandemi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, wolbachia merupakan bakteri alami yang ada pada serangga seperti kupu-kupu, lalat buah, dan lebah.

Berdasarkan hasil penelitian, wolbachia dapat menurukan replikasi virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk sebagai vektor virus.

Kemenkes telah melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung wolbachia di lima kote endemis dengue di Indonesia sejak awal 2023 sebagai strategi untuk mengendalikan DBD.

Menurut Nadia, penggunaan bakteri wolbachia dalam upaya pengendalian penularan DBD tidak akan menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan, sudah ada penelitian dan kajian risiko," kata Nadia, seperti diberitakan Antara, 17 November 2023.

Selain itu, penggunaan wolbachia untuk mengendalikan penularan DBD telah lama diteliti.

Dilansir Kompas.com, kajian soal nyamuk dengan teknologi wolbachia telah dilakukan di Indonesia sejak 2011. Penelitian awal teknologi wolbachia di Indonesia dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dengan dukungan yayasan filantropi Tahija.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim nyamuk berteknologi wolbachia dibuat untuk memicu terjadinya pandemi adalah hoaks.

Kemenkes mengatakan, penggunaan bakteri wolbachia dalam upaya pengendalian penularan DBD tidak akan menimbulkan penyakit baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com