Napoleon membuka kembali museum dan memperluas koleksinya pada tahun 1801. Koleksi di museum berkembang pesat berkat bantuan Napoleon Bonaparte atau Napoleon I.
Perancis berhasil menyita karya seni dan benda bersejarah di wilayah yang ditaklukkan selama perang. Napoleon membawa koleksi dari Belgia, Italia, Prusia, sampai Austria.
Obsesi Napoleon pada koleksi karya seni dan benda bersejarah berujung pada penggantian nama Museum Louvre menjadi Museum Napoleon.
Namun ketika Napoleon turun tahta pada 1815, berkat Perjanjian Fontainebleau, ada sekitar 5.000 karya seni yang akhirnya dikembalikan ke negara asalnya.
Hanya beberapa ratus karya yang akhirnya diizinkan disimpan di Perancis. Nama museum pun kembali ke nama aslinya, Museum Louvre.
Selain benda seni jarahan di zaman Napoleon, Museum Louvre juga menyimpan barang antik dari Mesir, Yunani Kuno, Romawi Kuno, sampai Kerajaan Islam.
Bentuk karya seninya beragam, mulai dari lukisan, patung, prasasti, barang antik, cetakan, karya seni dekoratif, dan sebagainya.
Ada sekitar 35.000 karya yang terbentang dari abad ke-6 sebelum Masehi sampai abad ke-19 Masehi.
Beberapa karya terkenal yang disimpan yakni patung "Venus de Milo", "The Dying Slave" dan "Nike of Samothrace".
Ada pula patung terkenal dari abad ke-18 karya Antonio Canova "Psyche Revived by Cupid's Kiss."
Louvre juga menyimpan lukisan "Liberty Leading the People" karya Eugene Delacroix, yang menggambarkan Dewi Liberty memimpin Revolusi Perancis.
Tersimpan lukisan "Les Miserables" karya Victor Hugo dan "The Coronation of Napoleon" karya Jacques-Louis David.
Dan tentu saja, terdapat lukisan karya Leonardo da Vinci yang paling melegenda "Mona Lisa".
Salah satu bangunan ikonik di Museum Louvre yakni piramida yang terbuat dari kaca dan baja.
Namun piramida itu dibangun belakangan. Piramida dibangun pada 1983 dan diresmikan pada 1988.