Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Hal serupa disampaikan oleh pemimpin redaksi jurnal kanker Nature Oncogene sekaligus profesor pengobatan kanker dan onkologi Imperial College, Justin Stebbing.
Ia tidak pernah menemukan ada istilah kanker turbo dalam dunia medis.
"Saya belum pernah mendengar istilah turbo-kanker, tetapi jelas beberapa kanker lebih agresif daripada yang lain, terlepas dari jenis atau usia kanker," ujarnya dikutip dari Reuters.
Jumlah orang yang mengalami kanker stadium akhir memang mengalami peningkatan, tetapi para ahli mencatat penyebabnya lebih mungkin karena sistem dan akses kesehatan yang terbatas selama pandemi.
Contohnya studi yang diterbitkan di The Lancet Oncology, yang mencatat ada lebih dari 100 juta skrining kanker yang terlewat selama pandemi di Eropa. Sebanyak 50 persen pasien kanker tidak menerima pengobatan tepat waktu selama pandemi Covid-19.
Studi lain diterbitkan Journal of Clinical Oncology pada 2021. Sebanyak 50.000 diagnosis kanker terlewat sepanjang Maret sampai Agustus 2020 di Inggris akibat pandemi.
Data peningkatan keparahan atau diagnosis terbaru pasien kanker bukan karena vaksin Covid-19.
Namun lebih karena akses dan skrining yang terhambat selama pandemi Covid-19.
Konten yang menyebut ratusan youtuber AS mengidap kanker turbo setelah mempromosikan vaksin Covid-19.
Sejauh ini tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kanker.
Tidak ada istilah kanker turbo dalam dunia medis. Data peningkatan keparahan atau diagnosis terbaru pasien kanker terjadi karena akses dan skrining yang terhambat selama pandemi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.