KOMPAS.com - Penipuan daring memanfaatkan kebutuhan masyarakat pencari kerja dengan menyebar penipuan rekrutmen.
Pelaku melakukan berbagai cara untuk menyebarkan informasi lowongan kerja palsu tersebut.
Apabila tidak cermat, para pencari kerja akan dengan mudah menjadi sasaran empuk penipuan.
Bukannya mendapat pekerjaan untuk menyambung hidup, korban justru merugi karena tertipu.
Agar terhindar dari bala, pelajari ragam bentuk penipuan lowongan kerja berikut.
Penipuan lowongan kerja ada yang tersebar melalui pesan elektronik atau email.
Terlepas dari cara pelaku mendapatkan email korban, penipuan lowongan kerja tersebut biasanya mengirim undangan wawancara kerja kepada calon korbannya.
Salah satu contohnya undangan mengatasnamakan PT Waskita Karya, yang ditelusuri Kompas.com pada 2018 lalu.
Email yang dikirim memuat berkas PDF yang isinya berupa surat undangan, daftar nama kandidat, jadwal wawancara, serta nomor kontak jasa transportasi travel.
Nama-nama yang terdaftar sebagai kandidat pekerja tersebut diminta untuk menghubungi dan menggunakan jasa travel tersebut untuk memenuhi undangan wawancara.
Mereka diminta untuk mengirim sejumlah uang sebagai biaya transportasi dan akomodasi. Uang tersebut dijanjikan akan dikembalikan ketika peserta sampai di lokasi wawancara kerja.
Padahal, perusahaan yang bersangkutan tidak sedang membuka lowongan kerja.
Sementara, korban terlanjur mengirim uang travel dan akomodasi yang tertera pada surat undangan tersebut.
Maka, waspadai sebaran undangan wawancara kerja palsu.
Pastikan terlebih dahulu alamat email pengirim surat. Apabila alamat emailnya menggunakan jasa email gratis, seperti gmail.com atau yahoo.id, maka patut dicurigai.
Email resmi perusahaan biasanya menggunakan domain resmi sendiri.
Cara lain yang paling umum digunakan adalah menyebarkan lowongan kerja palsu melalui media sosial sampai situs palsu.
Pelaku akan membuat akun menyerupai akun resmi dari perusahaan terkait. Misalnya memakai logo atau desain yang mirip.
Kendati demikian, nomor atau akun media sosial palsu itu bukan tanpa celah.
Akun media sosial resmi biasanya disertai centang biru. Sementara, akun palsu tidak memiliki tanda verifikasi serta pengikutnya cenderung sedikit.
Sementara, jika mendapat tawaran kerja dari nomor WhatsApp dapat mengetahui detail nomornya melalui aplikasi Get Contact.
Aplikasi tersebut memungkinkan kita melihat nama yang disimpan pengguna lain, sehingga dapat mengetahui siapa pemilik nomor tersebut. Apabila nomor tidak mengarah pada identitas perusahaan maka jangan dipercaya.
Penipuan lowongan kerja dapat beredar melalui tautan ke suatu situs. Ada situs yang mengarahkan
Adapun situs palsu kerap memakai jasa pembuat situs gratis dan bukan domain milik perusahaan.
Contohnya, poster lowongan kerja petugas haji 2023 yang ditemukan Kompas.com.
Poster tersebut menyertakan alamat situs yang tidak terhubung ke Kementerian Agama.
Penipuan lowongan kerja dapat ditengarai melalui deskripsi pekerjaan, syarat, serta gaji besar yang dijanjikan.
Jangan mudah diimingi pekerjaan yang terlalu bagus untuk menjadi nyata.
Apabila pekerjaan yang dilakukan tidak seimbang dengan gaji dan fasilitas yang dijanjikan, maka patut dicurigai.