Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Soeharto ke Mesir Sebelum Mundur sebagai Presiden...

Kompas.com - 20/05/2023, 08:45 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal Mei 1998, desakan untuk melakukan reformasi di Indonesia semakin kuat. Kelompok mahasiswa di berbagai wilayah gencar melakukan demonstrasi menuntut perbaikan ekonomi serta pergantian kepemimpinan nasional.

Di tengah situasi politik dan keamanan nasional yang tidak menentu, Presiden Soeharto berkunjung ke Mesir untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-15, pada 9 Mei 1998.

Ia terbang ke Mesir menggunakan Pesawat Garuda MD-11 yang lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca juga: 21 Tahun Lalu, Soeharto Persingkat Kunjungan ke Mesir...

Diberitakan Harian Kompas edisi 10 Mei 1998, sebelum berangkat ke Mesir, Soeharto sempat memberi keterangan kepada awak media.

Ia menegaskan bahwa ketenangan, keamanan, dan ketenteraman diperlukan untuk menjaga kepercayaan investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Soeharto berharap situasi di tanah air bisa kondusif selama ia melakukan lawatan ke Mesir. Menurutnya, jangan sampai keinginan reformasi mengorbankan segalanya, termasuk pembangunan yang telah dicapai.

"Saya percaya, rakyat menyadari betapa pentingnya stabilitas nasional, khususnya stabilitas politik. Lebih-lebih di saat kita akan mengadakan perbaikan-perbaikan akibat krisis. Semua ini memerlukan ketenangan, keamanan, dan ketentraman," kata Soeharto, kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma. 

Percepat jadwal kepulangan

Setelah tiba di Mesir pada 11 Mei, Soeharto mengikuti pertemuan KTT G-15 dengan memberikan pemaparan terkait kondisi perekonomian di Asia, terutama Indonesia. Dilansir Harian Kompas edisi 12 Mei 1998, Soeharto mengatakan, krisis ekonomi telah melenyapkan sebagian besar hasil pembangunan nasional yang dilaksanakannya. 

Kata Soeharto, Indonesia akan terus melakukan upaya untuk menanggulangi krisis ekonomi dan krisis moneter melalui serangkaian reformasi di bidang ekonomi dan keuangan. 

Selain menghadiri acara KTT G-15, Soeharto juga memiliki beberapa agenda lain, salah satunya bertemu dengan Presiden Mesir saat itu, Hosni Mubarak di Istana Al Ittihadiyah. Rencananya Soeharto baru akan pulang ke Indonesia pada 15 Mei.

Namun secara tiba-tiba, rencana kepulangan itu dimajukan menjadi 14 Mei. Agenda kunjungan Soeharto di Kairo terpaksa berubah. Pertemuannya dengan Hosni Mubarak pun dimajukan dan hanya dilakukan di Hotel Sheraton Heliopolis.

Baca juga: Saat Soeharto Tetap ke Mesir di Tengah Gejolak Demonstrasi Mahasiswa

Keputusan untuk mempercepat kepulangan ke Indonesia dilakukan Soeharto usai terjadi kerusuhan pada 13 Mei. Namun tidak diketahui dengan pasti apakah hal itu yang menjadi penyebab utamanya.

Namun ketika menginap di Hotel Sheraton Heliopolis, sejumlah wartawan Mesir serta asing, mencoba untuk menemui Soeharto. Mereka ingin meminta tanggapan Soeharto terkait dengan situasi  di Indonesia yang tengah memanas. 

Banyaknya wartawan yang datang Hotel Sheraton Heliopolis, membuat aparat keamanan Mesir memblokir hotel, sehingga para wartawan tidak diizinkan masuk hotel dan terpaksa menunggu berjam-jam di depan pintu masuk.

Situasi kian memanas

Ketika Soeharto kembali ke Indonesia, situasi kala itu kian memanas. Aksi mahasiswa meluas, kemudian kerusuhan yang terjadi juga membuat stabilitas politik semakin tidak menentu.

Kondisi itu membuat Soeharto sebagai presiden terpojok. Pada 19 Mei 2022 Soeharto mengatakan bahwa ia siap untuk melepas jabatan presiden jika diminta mundur.

"Bagi saya, sebetulnya mundur dan tidaknya itu tidak menjadi masalah. Yang perlu kita perhatikan itu, apakah dengan kemunduran saya itu, kemudian keadaan ini akan segera bisa diatasi," kata Soeharto, dilansir Harian Kompas edisi 20 Mei 1998.

Pada kesempatan itu, Soeharto juga mengumumkan akan melaksanakan pemilihan umum secepatnya, berdasarkan Undang-undang (UU) Pemilu yang baru. Ia juga menegaskan, tidak bersedia lagi dicalonkan sebagai presiden.

Baca juga: Utang yang Tak Kunjung Lunas: Pelanggaran HAM Berat pada Masa Lalu

Soeharto berjanji akan segera membentuk Komite Reformasi yang bertugas untuk menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD; UU Antimonopoli, dan UU Antikorupsi, sesuai dengan keinginan masyarakat.

Jelang dua hari setelah itu, pada 21 Mei, Soeharto memilih mundur sebagai presiden. Pengumuman itu ia sampaikan di Istana Merdeka sekitar pukul 09.00 WIB.

Dalam pidatonya, Soeharto mengakui bahwa langkah tersebut diambil setelah melihat perkembangan situasi nasional saat itu.

Kunjungannya ke Mesir pun menjadi aktivitas terakhir Soeharto di luar negeri sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Artikel mengenai detik-detik dan kronologi jatuhnya kekuasaan Soeharto dapat dibaca dalam: VIK: Kejatuhan (daripada) Soeharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com