“Saya mau menunjukkan, khususnya untuk masyarakat Indonesia, bhikkhu dhutanga itu masih ada sampai sekarang. Memang jumlahnya sedikit tapi benar-benar masih ada, belum hilang,” ucapnya.
Selama thudong, para biksu akan melewati Kota Bekasi, Cikarang, Karawang, Cikampek, Cirebon, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Ambarawa, dan Magelang.
Rencananya, mereka akan singgah di rumah umat dan beberapa tempat ibadah, antara lain Vihara Buddha Dharma, Vihara Sariputra Cikarang, Vihara Buddha Loka, dan Klenteng Liong Hok Bio.
Para biksu juga akan bermalam di kediaman Habib Luthfi bin Yahya, Kansuz Sholawat, Kelurahan Noyontaan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Kamis (25/5/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag Supriyadi menyambut baik inisiatif yang dilakukan para biksu.
Ia menuturkan, salah satu tradisi yang dilakukan Guru Agung Buddha Gautama yakni pembabaran Dharma melalui perjalanan.
“Tentu tidak hanya sebatas jalan, tapi perjalanan spiritual ini kan dilandasi dengan satu tekad yang kuat. Itulah sesungguhnya proses pelatihan ini yang tentu patut diteladani, sehingga kami menyambut baik,” kata Supriyadi.
Tapak tilas selama sekitar 30 hari di Indonesia ini didukung oleh Yayasan Maha Kassapa Thera di Cirebon.
Ketua Yayasan Maha Kassapa Thera Welly Widadi menuturkan, ide ritual thudong ini bermula dari keinginan Bhante Wawan melakukan perjalanan spiritual dalam rangka Waisak.
“Kami sebagai umat memberikan support, yayasan kamu mendukung untuk merealisasikan keinginan para bhikkhu untuk melakukan ritual ini,” ujar Welly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.