Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ciri Penipuan via Telepon Mengatasnamakan Bank

Kompas.com - 06/05/2023, 19:09 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penipuan via telepon mengatasnamakan bank menjadi salah satu modus kejahatan yang mengintai masyarakat.

Dikutip dari unggahan Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jumat (5/5/2023), modus ini umumnya meminta nasabah melakukan pembaruan kartu.

Namun, tujuan sebenarnya dari pelaku adalah mengincar data pribadi nasabah untuk menguasai rekening mereka.

Baca juga: Janji Manis “Sang Penjagal” Investasi

Menurut Kemenkominfo, terdapat sejumlah ciri penipuan lewat telepon mengatasnamakan bank yang dapat dikenali, yaitu:

  • Pelaku menolak menutup telepon dan justru cenderung mendesak atau mengancam.
  • Cara penyampaian informasi tidak meyakinkan. Misalnya, bertele-tele atau tidak detail.
  • Meminta data pribadi, seperti PIN, password, informasi di kartu, nama ibu kandung, hingga kode OTP.
  • Meminta korban untuk melakukan pembaruan kartu dengan ancaman pemblokiran rekening.

"Jika menerima telepon dengan ciri-ciri tersebut, segera akhiri sambungan dan hubungi pusat pengaduan bank," demikian imbauan Kemenkominfo.

Kasus penipuan mengatasnamakan bank

Kasus-kasus penipuan mengatasnamakan bank telah berulang kali terjadi.

Dilansir Kompas.id, 28 November 2022, polisi menangkap penipu yang menyamar sebagai pihak BRI yang menginformasikan perubahan tarif transfer.

Penipu meminta nasabah mengirimkan sejumlah data pribadi perbankannya. Kemudian, data ini digunakan pelaku untuk mengambil uang di rekening korban.

Badan Reserse Kriminal Polri menangkap tersangka berinisial FI, H, dan N. Ketiganya diduga membuat dan mengelola enam situs web palsu.

Modusnya, mereka berpura-pura menjadi pihak resmi BRI dan menginformasikan perubahan tarif transfer.

Baca juga: Waspadai Scam Telepon Mengatasnamakan Bank Indonesia

Sementara situs palsu itu menjalankan modus penipuan pembelian tiket Formula E.

Tersangka juga melakukan kontak komunikasi langsung dengan korban untuk memanipulasi kondisi psikologis korban agar mengungkapkan data pribadi dan data perbankannya.

Dengan cara itu, tersangka mengambil alih akun internet banking dan melakukan transaksi dengan mengambil sejumlah saldo milik nasabah yang menjadi korban. 

Kasus lain terkait penipuan mengatasnamakan bank menimpa seorang warga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah bernama Dwi (46).

Diberitakan Kompas.com, 7 Agustus 2022, Dwi kehilangan uang Rp 33,6 juta yang disimpan di rekening BRI. Kehilangan itu baru diketahui pada 4 Agustus 2022.

Berdasarkan investigasi BRI Cabang Wonogiri, uang Dwi ludes karena menjadi korban penipuan dengan modus rekayasa sosial atau social engineering.

Pimpinan Cabang BRI Wonogiri Muhammad Nu'man mengatakan, nasabah telah memberikan data transaksi perbankan (password) dan PIN yang bersifat pribadi dan rahasia, sehingga transaksi pemindahan dana dapat berjalan sukses.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

[VIDEO] Beredar Hoaks Sandra Dewi Dijemput Paksa Polisi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang 'Kartu Kabur Saat Demo'

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang "Kartu Kabur Saat Demo"

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com