KOMPAS.com - Foto paspor atas nama Barack Hussein Obama yang lahir di Alego, Provinsi Nyanza, Kenya, kembali memicu konspirasi soal negara kelahiran mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu.
Teori konspirasi soal tempat kelahiran Obama sering disebut juga dengan birther atau klaim birtherism. Konspirasi itu muncul sejak 2011 dan pertama kali dipopulerkan oleh Donald Trump.
Klaim keliru bermula pada Rabu (12/4/2023) saat akun Twitter saudara tiri Barack Obama, Malik Obama, mengunggah foto-foto paspor.
Paspor itu atas nama Barack Hussein Obama yang lahir di Alego, Provinsi Nyanza, Kenya.
— Malik Obama (@ObamaMalik) April 12, 2023
Kemudian akun Twitter lainnya mengeklaim bahwa foto itu adalah paspor Obama yang membuktikan mantan presiden AS itu lahir di Nairobi, Kenya.
Faktanya, paspor itu bukanlah milik Barack Obama, melainkan paspor ayahnya.
"Ini paspor ayah saya," kata Malik Obama, kepada Reuters, Jumat (14/4/2023).
Tanda lainnya yakni dapat dilihat tanggal kelahiran pemilik paspor yakni 18 Juni 1934. Padahal, Obama lahir pada 1961.
Konfirmasi lainnya disampaikan oleh pendiri Universitas Archives, John Reznikoff. Ia menyatakan itu adalah foto asli paspor ayah mantan Presiden Barack Obama.
Teori konspirasi soal negara kelahiran Obama dipopulerkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump sejak 2011.
Dilansir CNN Politics, 16 September 2016, Trump memaksa Obama mengeluarkan akta kelahirannya.
Ketika dia masih menjadi capres yang diusung Partai Republik, Trump menyatakan keraguannya bahwa Obama lahir di AS.
Sedikitnya ada 15 pernyataan publik Trump baik di media, tweet, dan pidato, yang menyatakan Obama lahir di Kenya, atau tidak lahir di AS, atau mempertanyakan asal-usulnya.
Pada 2016, akhirnya Trump sadar dan mengakui bahwa Obama tidak lahir di Kenya.
Teori konspirasi berdasarkan rasialisme itu kemudian dikenal dengan birther.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.