Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ivana Lie, Pebulu Tangkis yang Sempat Tidak Diakui sebagai WNI

Kompas.com - 08/03/2023, 08:59 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ivana Lie dikenal sebagai atlet bulu tangkis putri serba bisa. Perempuan kelahiran Bandung 7 Maret 1960 itu tidak hanya berprestasi di sektor tunggal putri, namun juga di ganda putri dan ganda campuran.

Karier Ivana mulai mentereng di ajang SEA Games 1979. Turun di sektor tunggal putri, Ivana mampu mempersembahkan medali emas bagi Merah Putih.

Berkat prestasinya, Ivana juga dipercaya untuk bermain di sektor ganda putri bersama Verawaty Vajrin, serta ganda campuran berpasangan dengan Christian Hadinata.

Baca juga: Ivana Lie Yakin Greysia/Apriyani Tampil Maksimal di Final Olimpiade

Namun, sejak masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) tahun 1976 hingga 1982, Ivana belum diakui sebagai warga negara Indonesia (WNI). Padahal direntang waktu tersebut, Ivana sudah banyak memberikan prestasi bagi Merah Putih.

Dilansir Harian Kompas edisi 6 Februari 2003, Ivana tidak diakui sebagai warga Indonesia karena orang tuanya merupakan warga negara asing. Meskipun sebenarnya Ivana lahir dan besar di Indonesia.

Orangtua Ivana yang merupakan etnis Tionghoa tidak bisa menjadi warga negara Indonesia setelah penerapan kebijakan diskriminatif Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 tahun 1959.

PP tersebut melarang orang asing berdagang eceran di tingkat kabupaten ke bawah, serta wajib mengalihkan usahanya kepada warga Indonesia.

Dampaknya, terjadi eksodus besar-besaran etnis Tionghoa di Indonesia ke China. Sementara, orangtua Ivana menjadi bagian yang memutuskan untuk tidak pergi ke China.

Konsekuensinya, orangtua Ivana dipersulit untuk bisa menjadi WNI dan dianggap sebagai orang asing.

Ivana pun mencurahkan kesedihannya ketika tidak diakui sebagai WNI, padahal berulangkali ia membuat nama Indonesia harum di luar negeri.

"Ada semacam perasaan kecewa waktu itu, beberapa kali tampil di SEA Games, Asian Games, bahkan runner-up juara dunia (1980) membela Merah Putih, tetapi paspor pun tak punya," kata perempuan bernama nama lengkap Ivana Lie Ing Hoa itu.

"Saya terlahir dari orangtua warga negara asing, otomatis saya adalah WNA, meski saya lahir di (Indonesia) sini," imbuhnya.

Baca juga: Smes Mematikan Liem Swie King...

Ivana mengaku selama mewakili Indonesia di luar negeri, ia hanya diberi selembar Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Bahkan ketika pertama kali tampil di turnamen internasional India pada 1976 ia kesulitan untuk mendapatkan SPLP.

Namun berkat prestasi yang ia torehkan, pada akhirnya Ivana tercatat secara resmi sebagai warga Indonesia dan mendapatkan paspor pada tahun 1982.

Ivana menceritakan, dirinya resmi menjadi warga negara Indonesia dan mendapat paspor setelah bertemu Presiden Soeharto menjelang keberangkatan Tim Piala Thomas dan Piala Uber tahun 1981.

Dalam pertemuan yang berlangung secara formal itu Ivana mencoba mencairkan suasana karena tidak ada yang bertanya kepada Soeharto. Di hadapan Soeharto, ia menceletuk, "Pak, saya KTP pun tak punya."

Celetukan Ivana itu ditangkap serius oleh Soeharto, sehingga enam bulan kemudian Ivana menerima surat kewarganegaraan serta mendapatkan paspor.

"Setelah menerima paspor, saya tentunya senang. Ibarat berdiri, sudah bisa dengan dua kaki, jejeg (lurus). Setiap kali menang, ada perasaan mengatakan: itu hak saya, bukan lagi anugerah," tutur atlet jebolan PB Djarum tersebut.

Begitu mendapatkan paspor, Ivana langsung mempersembahkan medali emas Asian Games 1982 New Delhi di nomor ganda campuran bersama Christian Hadinata.

Pada 1987 Ivana memutuskan untuk gantung raket setelah menjuarai Indonesia Open 1987 sektor ganda putri, bersama Verawaty Fajrin.

Dikutip dari Harian Kompas edisi 4 Juli 1987, Ivana mengatakan, keputusan gantung raket dilakukan untuk mempersiapkan masa depannya. Sebab ia merasa sejak 1976 hidupnya telah banyak dihabiskan di dunia bulu tangkis.

Baca juga: Raja Smes Liem Swie King dan Kontroversi Final All England 1978...

Ivana mengaku bahwa dirinya mengalami ketertinggalan dalam bidang lain, seperti pendidikan.

“Sejak 1976, praktis saya tidak pernah istirahat main bulu tangkis, main terus dan libur paling-paling dua minggu. Istirahat main paling-paling ketika saya cedera. Selebihnya selalu di pelatnas,” katanya.

Saat itu Ivana menuturkan, setelah gantung raket ia akan memusatkan perhatiannya untuk mempersiapkan perusahan alat-alat olahraga bernama Elvana milik keluarganya.

Perusahaan itu sebelumnya dijalankan oleh salah satu kakak Ivana. Kala itu perusahaan alat-alat olahraga Elvana memliki sekitar 100 karyawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com