KOMPAS.com - Bagi banyak orang, mengubah wilayah gurun pasir di Nevada, Amerika Serikat, menjadi pusat perjudian adalah sebuah mimpi belaka.
Namun, mimpi ini bukanlah sebuah kemustahilan bagi Benjamin Siegel, yang dikenal juga dengan nama Bugsy Siegel, salah seorang gangster terkemuka AS pada periode 1930-an hingga 1940-an.
Pada 1945, Bugsy Siegel bercita-cita membuat "oase judi" di tengah gurun yang berada di sebelah timur laut Los Angeles, di sebuah wilayah yang dikenal dengan nama Las Vegas.
Hingga kemudian, dia mewujudkan mimpi itu dan membuat Las Vegas menjadi pusat perjudian terbesar, terutama di kawasan The Strip.
Dilansir Britannica, Siegel lahir di keluarga imigran Yahudi di New York, AS, pada 28 Februari 1906. Ia mulai melakukan kejahatan di masa mudanya dengan memeras pedagang keliling di Big Apple.
Aksi kejahatannya semakin menjadi-jadi sejak 1918, terutama setelah ia bekerja sama dengan Meyer Lansky. Kelak, mereka menjadi salah satu bos gangster paling terkenal di AS.
Kejahatan Siegel dan Lansky antara lain pencurian mobil, perdagangan gelap, dan perjudian. Bahkan, Lansky juga membentuk perusahaan jasa pembunuh bayaran.
Dalam perkembangannya, Siegel sering dipanggil Bugsy karena memiliki kecenderungan mudah mengubah keputusan.
Pada 1937 ia pindah ke California untuk membangun sarang perjudian baru.
Kawasan yang dia operasikan di sana adalah perjudian di atas perahu, penyelundupan narkotika, pemerasan, dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Semua itu dia lakukan sembari menjalin persahabatan dengan bintang-bintang Hollywood.
Dia mulai melayani taruhan perjudian melalui alat komunikasi jarak jauh semacam kawat telegram, sejak 1945. Kemudian, dengan modal, pengalaman, dan jaringan yang dikuasainya, Bugsy Siegel pindah ke Las Vegas.
Siegel mula-mula membangun kerja sama dengan bos Flamingo Hotel, William R Wilkerson, dengan membangun Flamingo Hotel and Casino di Las Vegas.
Dia membangun sebuah kawasan hiburan untuk menarik para penggemar judi, dengan pasokan dana dari Meyer Lansky dan bos gangster lainnya, termasuk Lucky Luciano.
Mula-mula anggaran pembangunan ditetapkan 1,5 juta dollar AS. Namun hingga hotel selesai dibangun, uang yang masuk ke tangan Siegel diperkirakan mencapai 6 juta dollar AS.
Pembengkakan anggaran itu diselidiki Lansky dan jaringan gangster lainnya. Mereka kemudian membuat kesimpulan bahwa Siegel telah menipu mereka, terutama terkait jumlah anggaran pembangunan hotel.
Penipuan Siegel diduga juga melibatkan pacarnya untuk menyimpan uang hasil penilapan ke bank-bank di Eropa.
Ia menggunakan cek kosong untuk memanipulasi data biaya pembangunan hotel, dan serangkaian kebohongan lainnya.
Atas perbuatannya itu, Lansky dan kelompok mobster-nya terbakar amarah. Pada 20 Juni 1947 Siegel dibunuh.
Kematiannya dikaitkan dengan Lansky. Terutama, setelah tiga anak buah Meyer Lansky datang dan menguasai Hotel Flamingo.
Jenazah Siegel ditemukan di rumahnya yang megah di Kota Beverly Hills, negara bagian California, disertai bekas-bekas peluru yang tampak masuk bangunan melalui jendela ruang tamu.
Namun, kematian itu tak menghalangi kemajuan Las Vegas dengan operasi perjudian hingga puluhan tahun kemudian. Kawasan di sekitar Hotel Flamingo berkembang menjadi kawasan bernama Las Vegas Strip.
Operasional Las Vegas Strip sempat terkendala dan ditutup pada 2020 karena pandemi Covid-19 menyebar ke berbagai negara. Namun, pada 2022 penggemar judi kembali berbondong-bondong datang.
Bahkan di tengah tingginya kenaikan inflasi AS tahun 2022, total pengunjung yang masuk Las Vegas mengalami penambahan sebanyak 21 persen, sebagaimana diberitakan Bloomberg.
Otoritas Nevada Gaming Control Board mencatat, tempat-tempat usaha di Las Vegas Strip, termasuk raksasa casino MGM Grand dan Bellagio, mendapatkan total kemenangan perjudian 8,29 miliar dolar AS atau naik 17 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.