Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"March First Movement" 1919, Gerakan Rakyat Korea Merebut Kemerdekaan

Kompas.com - 01/03/2023, 19:01 WIB
Ahmad Suudi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - March First Movement pada 1919 merupakan salah satu gerakan yang berpengaruh bagi rakyat Korea dalam merebut kemerdekaan.

Pada 1895, Jepang telah berhasil meningkatkan pengaruh mereka di Korea setelah menggeser China. Kemudian mereka membubarkan kekaisaran dan berkuasa penuh pada 1910.

Dikutip dari Britannica, March First Movement tak lepas dari aksi Jepang yang mendorong reformasi signifikan sejak 1895, yang mencerabut kontruksi pemerintahan dan sosial masyarakat Korea.

Masih di tahun yang sama, Rusia didukung Jerman dan Perancis, mendesak Jepang menyerahkan Korea pada China. Bersamaan itu, terdapat kampanye anti-Jepang di Korea.

Raja Kojong yang saat itu bertakhta namun secara de facto tidak begitu berkuasa, sempat berlindung di kedutaan Rusia. Ia memberikan imbalan konsesi tambang, kawasan penebangan kayu, dan lainnya.

Pada tahun berikutnya atau 1896, muncul tokoh S? Chae-p'il atau Philip Jaisohn yang membentuk partai politik bernama Klub Kemerdekaan atau Tognip Hy?phoe.

Kelak partai ini berhasil mendesak Raja Kojong kembali ke takhta dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Kekaisaran Besar Korea atau Tae Han.

S? juga berhasil membuka sebuah media massa bernama Tongnip Sinmun atau The Independent, untuk mengedukasi masyarakat terkait hak berdaulat dan sipil yang harus diperjuangkan.

March First Movement

Penjajahan Jepang atas Korea yang dimulai pada 1910, telah mengganti sistem pendidikan, keuangan, transportasi, hingga komunikasi. Perampasan tanah juga dilakukan Jepang.

Kemudian muncul aksi March First Movement yang juga disebut Samil Independence Movement, berkat tumbuhnya kesadaran rakyat Korea akan pentingnya kedaulatan nasional.

Mereka berdemonstrasi di Seoul, ibu kota Korea, menuntut merdeka dari Jepang, mulai tanggal 1 Maret 1919. Gerakan pun menjalar cepat ke berbagai daerah.

Tercatat setidaknya dua juta orang berpartisipasi dalam 1.500 kali demonstrasi. Gerakan ini pun mendapat respons kejam dari polisi dan tentara Jepang.

Dalam periode setahun, mereka membunuh sekitar 7.000 orang, dan melukai 16.000 lainnya. Sekitar 46.000 ditangkap, dan 10.000 di antaranya diadili hingga mendapat hukuman.

Sebanyak 715 rumah, 47 gereja, dan 2 bangunan sekolah pun terbakar. Pengorbanan itu pun ternyata belum cukup untuk memerdekakan rakyat Korea.

Dalam beberapa dekade berikutnya, kaum terpelajar Korea berkali-kali menggalakkan perlawanan terhadap Jepang yang kembali merespons secara militer.

Pada bulan Desember 1941, terbentuklah Tentara Restorasi Korea yang kemudian bergabung dengan Sekutu dalam memerangi Jepang. Mereka menang dan mencapai kemerdekaan tahun 1945.

Kini bermitra

Hubungan politik antara Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan AS telah berkembang hingga kini menjadi mitra, terutama dalam mengantisipasi ancaman serangan nuklir dari Korea Utara (Korut).

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol menegaskan hal itu dalam pidato peringatan 104 tahun March First Movement, di Seoul, Rabu (1/3/2023), sebagaimana diberitakan Reuters.

Hal itu ia ucapkan setelah dilaksanakannya dialog keamanan ekonomi pertama antara ketiga negara, di tengah upaya memperkuat ketahanan rantai pasukan dalam menghadapi berbagai konflik dan pengembangan teknologi.

Meskipun Jepang dan Korea masih dirundung sejarah hubungan yang kelam, pemimpin kedua negara telah sepakat berupaya menyelesaikan masalah yang ada.

"Jepang telah berubah dari agresor militeristik di masa lalu menjadi mitra yang memiliki nilai universal yang sama dengan kami," kata Yoon, dalam pidatonya hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Data dan Fakta
[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji Ke-13 PNS Akan Dihentikan

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Gaji Ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
Menilik Pelarangan TikTok di Sejumlah Negara, dari Asia sampai Eropa

Menilik Pelarangan TikTok di Sejumlah Negara, dari Asia sampai Eropa

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak?

INFOGRAFIK: Benarkah Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi dan Harvey Moeis Divonis Hukuman Mati

[HOAKS] Sandra Dewi dan Harvey Moeis Divonis Hukuman Mati

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harimau Mati Tertabrak Kendaraan di Tol Pekanbaru-Dumai

[HOAKS] Harimau Mati Tertabrak Kendaraan di Tol Pekanbaru-Dumai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com