Lokasi lain yang dikunjungi adalah saluran bendungan sungai atau DAM di Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, lalu aliran sungai di Kecamatan Giri dan DAM Tugu di Kecamatan Kalipuro.
Dia mengakui telah terjadi penggantian komoditas tanaman di kawasan hulu. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan reboisasi dan membuat sejumlah rorak atau parit buntu di sana.
Selain itu aliran sungai yang berada di bawah kawasan hulu akan ditata. Pemerintah juga akan melakukan pengerukan sedimen beberapa sungai yang kerap meluap pada musim hujan.
“Di daerah hulu ini terdapat peralihan komoditas tanam. Dari yang awalnya tanaman keras yang bisa menyerap air, beralih ke tanaman hortikultura. Ini salah satu yang menyebabkan tidak mampu menyerap hujan secara maksimal dan juga mengirimkan sedimen tanah ke sungai,” kata Ipuk, dalam keterangan tertulis, Senin (13/2/2023).
Dosen Studi Agroforestry Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi Annastia Loh Jayanti menjelaskan, regulasi pengaturan tanaman di Kabupaten Banyuwangi selama ini berorientasi pada produktivitas.
Pertanian di kawasan hulu difokuskan hanya pada keuntungan ekonomi. Ia menuturkan, kebijakan pertanian belum berorientasi pada perawatan ekologi dan mitigasi bencana.
"Konservasi sudah lama digalakkan di Banyuwangi. Namun karena Banyuwangi memiliki pantai yang panjang, lebih banyak dilakukan ke sana," kata Anna saat dihubungi, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Banjir di Banyuwangi Sempat Ganggu Perjalanan Kereta Api
Menurutnya, bila belum ada peraturan daerah (perda) yang bisa mengatur jenis tanaman di kawasan hulu, Pemkab Banyuwangi bisa merujuk pedoman pengolahan lahan pegunungan dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Anna mengatakan, perlu ada regulasi untuk mengatur jenis tanaman yang boleh ditanam di lahan perkebunan lereng Pergunungan Ijen, terutama bagi pengelola perkebunan yang tergolong besar.
Dia menjelaskan, seharusnya penanaman di ladang didahului perencanaan yang mempertimbangkan jenis tanah, geografis, hingga klimatologis, maka diketahui tanaman apa yang tepat ditanam di sana.
Pertanian di hulu sebaiknya menggunakan konsep agroforestry, di mana tanaman tahunan dikombinasikan tanaman semusim.
Menurutnya penyeragaman tanaman semusim di hulu sejak 2017 berkontribusi pada terjadinya banjir.
"Semenjak menjadi area perkebunan semusim, dengan tanaman bawang putih dan sayuran, dua tahun terakhir dampaknya banjirnya meningkat," kata Anna.
Ketua Geopark Ijen Abdillah Baraas mengatakan, masyarakat Banyuwangi yang dekat dengan Selat Bali perlu mengenal siklus hidrologi yang berjalan lebih cepat dibandingkan tempat lain.
Lantaran penguapan yang terjadi di Selat Bali dan lokasi hujan di hulu memiliki jarak yang lebih dekat. Maka diperlukan area resapan air hujan dan saluran sungai yang memadai untuk mencegah banjir.