Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Krisis yang Dapat Dipelajari dari Sebaran Hoaks Covid-19

Kompas.com - 23/02/2023, 13:13 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti dari Joint Research Centre (JRC) Komisi Eropa memetakan disinformasi dan misinformasi Covid-19 yang beredar selama pandemi.

Covid-19 menjadi permasalahan global yang menuntut strategi yang lebih baik dalam penanganan krisis kesehatan.

Ada sejumlah perhatian para peneliti, seperti berapa banyak hoaks yang beredar, apa saja topiknya, hingga dampaknya.

Contohnya, temuan bahwa Grup Facebook paling sering mencantumkan situs web tidak kredibel yang memuat informasi keliru soal kesehatan dan Covid-19.

Ada pula beberapa topik yang sering disinggung, seperti teori konspirasi 5G, obat, orde baru dunia, hingga disinformasi yang menyasar Bill Gates, filantropis sekaligus pendiri Microsoft.

Baca juga: Berapa Banyak Hoaks Terkait Covid-19 Saat Pandemi?

Langkah yang direkomendasikan

Sejauh ini terdapat tiga cara yang dilakukan untuk melawan sebaran hoaks, yakni prebunking, nudging, dan debunking.

Prebunking

Prebunking merupakan tindakan yang dilakukan sebelum hoaks menyebar. Caranya adalah dengan memberdayakan orang-orang untuk dapat mengenali dan menyadari adanya kekeliruan informasi.

Cara ini dinilai efektif untuk mencegah paparan hoaks dalam jangka panjang.

Langkah ini juga sekaligus dapat memberi bekal literasi digital kepada masyarakat.

Baca juga: Prebunking Dinilai Efektif Mencegah Paparan Misinformasi...

Nudging

Nudging adalah menyenggol atau menjangkau langsung orang-orang yang terpapar hoaks.

Misalnya menciptakan lingkungan atau komunitas yang dapat menangani penyebaran informasi keliru terkini. Langkah ini dilakukan langsung ketika ditemukan adanya sebaran hoaks.

Misalnya, menyoroti pentingnya akurasi saat seseorang membagi informasi dengan orang lain.

Ilustrasi cek faktaPixabay Ilustrasi cek fakta

Debunking

Debunking merupakan langkah yang paling sering dilakukan oleh para pemeriksa fakta. Hoaks yang selama ini beredar di media sosial dibantah berdasarkan bukti dan sumber informasi yang kredibel.

Hal ini dilakukan untuk memberi konteks pada masyarakat, melalui bantahan hoaks dengan fakta sesungguhnya.

Debunking dinilai efektif dalam jangka waktu yang pendek dan hanya dapat dilakukan ketika hoaks sudah menyebar.

Ketiga pendekatan tersebut dapat dipadukan agar dapat menyusun penanganan krisis kesehatan yang lebih strategis.

"Kombinasi semua pendekatan ini dapat membantu menciptakan lingkungan informasi yang lebih aman, akuntabel, dan terpercaya," tulis Komisi Eropa di situsnya pada Selasa (21/2/2023).

Strategi yang menjangkau kelompok

Dengan memahami siapa saja yang lebih mungkin terpapar hoaks, dapat membantu mengerucutkan tindakan yang lebih efisien.

Selama ini hoaks lebih banyak disebarkan oleh kelompok yang mempercayai teori konspirasi.

Contohnya, kelompok dengan sudut pandang ekstrem dan berkeyakinan kuat lebih sulit dijangkau dan diyakinkan.

JRC menyarankan agar kampanye informasi harus menyajikan bukti epidemiologis melalui saluran tepercaya dan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami.

Selain itu, pembuat kebijakan juga perlu mengakui perbedaan keyakinan dan persepsi antara subkelompok populasi.

Menegasikan keberadaan mereka bukan langkah yang tepat dalam penanganan krisis.

Selain itu, pembuat kebijakan juga perlu mempertimbangkan aspek demokrasi.

"Penyebaran informasi palsu dan menyesatkan, serta manipulasi informasi, seringkali sejalan dengan ketidakpercayaan terhadap lembaga publik, pemimpin politik, dan pemerintah," tulis Komisi Eropa.

Misinformasi dan disinformasi dapat menjadi ancaman bagi sosial politik suatu negara.

Maka, strategi untuk mengatasi sebaran hoaks di tengah masyarakat perlu dilakukan dengan langkah yang tepat.

Dalam laporannya, JRC menulis bahwa tujuan laporan ini adalah untuk membantu pembuat kebijakan menjadi lebih siap menghadapi gelombang misinformasi di masa depan, terutama di tengah krisis.

Ada banyak kesamaan pola sebaran misinformasi Covid-19 dengan topik informasi lainnya.

Pemerintah dapat melakukan evaluasi akurasi informasi, membatasi sebaran hoaks soal Cpvod-10, serta yang terpenting adalah memberi edukasi kepada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

Hoaks atau Fakta
Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut 'Symphony No. 9'

Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut "Symphony No. 9"

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com