KOMPAS.com - Perusahaan kopi Starbucks diklaim melarang orang yang anti-perkawinan sesama jenis membeli kopi di gerai mereka.
Menurut konten yang beredar di media sosial, hal tersebut disampaikan oleh CEO Interim Starbucks Howard Schultz.
"CEO Starbucks: 'Jika Kalian Mendukung Pernikahan Tradisional JANGAN Beli Kopi Kami," demikian narasi dalam sebuah konten yang diunggah di Twitter, pada 26 Januari 2023.
Dilansir AFP, Starbucks telah membantah konten tersebut. "Itu tidak benar," kata Starbucks, melalui email yang diterima AFP, 2 Februari 2023.
Menurut AFP, konten tersebut telah keliru mengartikan ucapan Schultz saat rapat pemegang saham pada 2013.
Ketika itu, analis dan investor Tom Stauber mempertanyakan sikap perusahaan yang mendukung perkawinan pasangan sesama jenis.
"Sampai Januari tahun lalu, kita eksis tanpa menjadikan pernikahan sejenis sebagai nilai inti perusahaan. Dan karena itu kita bisa berjalan dengan baik," kata Stauber.
Dia mengeklaim, boikot yang dilakukan oleh kelompok anti-LGBTQ National Organization for Marriage telah berdampak pada keuangan perusahaan.
Schultz lalu menjawab, keputusan perusahaan mendukung hak-hak LGBTQ tidak didasarkan pada kepentingan ekonomi.
"Bagi saya, ini bukan keputusan ekonomi. Keputusan ini dibuat dengan sudut pandang orang-orang kami. Kami dengan senang hati mempekerjakan lebih dari 200.000 orang di perusahaan ini dan kami ingin merangkul semua jenis keragaman," ucap Schultz.
Kemudian, dia mempersilakan Stauber untuk menjual sahamnya di Starbucks dan membeli saham di perusahaan lain.
Lebih dari dua tahun kemudian, setelah Mahkamah Agung AS memutuskan untuk melegalkan perkawinan sesama jenis, Starbucks memberikan pernyataan yang memuji keputusan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.