KOMPAS.com - Disinformasi Covid-19 yang mengaitkan vaksin dengan perubahan DNA kembali beredar di media sosial.
Dalam sebuah video yang viral di Twitter bercentang biru ini, seseorang mengaitkan perubahan untaian DNA manusia melalui nomor-nomor.
Video yang diunggah pada 25 Januari 2023 itu telah dilihat lebih dari 400.000 kali, dengan lebih dari 1.200 retweet dan 2.400 like.
"Bagaimana jika vaksin Covid benar-benar memberi kita untaian DNA ketiga? Ini membuatku merinding," tulisnya di Twitter.
Seorang perempuan dalam video menjelaskan mengenai urutan ikatan yang menyatukan molekul DNA beruntai ganda dalam sel manusia.
Sebagai informasi, DNA atau deoxyribo nucleic acid merupakan molekul yang memuat materi genetik manusia.
Ia menyebut vaksin Covid-19 dari Moderna memiliki kemampuan untuk menambah untaian ketiga pada DNA.
Namun, video tersebut tidak memberikan bukti berupa penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 mampu mengubah DNA manusia.
Dia hanya menyertakan potongan tangkapan layar yang disebutnya sebagai triple heliks.
Tangkapan layar di video, bersumber dari paten perusahaan Moderna terbitan 2020. Paten itu berisi metode sintesis untaian RNA untuk memproduksi protein.
RNA dan DNA merupakan dua hal yang berbeda. DNA memiliki heliks ganda, sementara RNA memiliki heliks tunggal.
Dilansir Reuters, Jumat (3/2/2023), bagian yang dilingkari oleh tangkapan layar itu terdapat pada halaman 25 dari dokumen paten Moderna.
Tangkapan layar itu mengacu pada kemungkinan pembuatan RNA sintetik dengan sandi instruksi untuk membuat jenis RNA lain yang berguna secara medis, termasuk formasi triple heliks RNA.
Bagian itu tidak mengacu pada mRNA yang digunakan dalam vaksin Covid-19 yang ada maupun DNA.
Peneliti senior di John Hopkins, Tara Kirk Sell, mengungkapkan bahwa secara ilmu biologi teori yang dipaparkan keliru. Narasi dalam video itu juga tidak menunjukkan cara kerja vaksin.
“Dari sisi ilmu biologis, ini bukan cara kerja vaksin dan biologi. Dari sisi misinformasi, klaim seperti ini terkait dengan narasi palsu yang ada terkait konspirasi dan mendapatkan banyak daya tarik melalui pembicaraan sains palsu," ujar Sell, dikutip dari Reuters.
Messenger RNA (mRNA) dalam vaksin COVID-19 yang telah mendapat izin, sama sekali tidak berinteraksi dengan DNA manusia di dalam sel.
Materi dalam vaksin juga tidak memiliki inti sel tempat DNA disimpan.
Vaksin Covid-19 yang mengandung molekul mRNA sintesis, mengkode versi protein lonjakan virus corona.
Molekul itu memasuki sel sitoplasma yang akan membaca instruksi dari kode yang telah dibuat.
Sel tubuh kita akan mempelajarinya untuk membentuk sistem kekebalan yang dapat melawan virus Corona.
Penjelasan detail dan infografiknya dapat dilihat di web Institut Riset Genom Manusia Nasional Amerika (NHGRI).
Disinformasi soal vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA bukan pertama kali beredar di media sosial.
Pada 18 Oktober 2020, Kompas.com menemukan sebaran hoaks yang menyebut vaksin Covid-19 dapat mengakibatkan perubahan permanen pada DNA manusia.
Narasi itu telah dibantah berdasarkan hasil penelitian dan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo menjelaskan, genom manusia berlokasi di nukleus.
Saat vaksin masuk ke sitoplasma, selanjutnya ribosom akan membaca pesan genetik mRNA (messenger RNA atau pembawa pesan RNA).
Sementara, mRNA tidak akan masuk ke nukleus di mana genom manusia berada.
“Jadi kalau pun ada mRNA dari vaksin yang kesasar ke nukleus, dia tidak akan bereaksi dengan DNA yang ada di nukleus,” kata Ahmad, seperti diberitakan Kompas.com, 14 Januari 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.