Kardiolog mengatakan kemungkinan faktor penyebab kematian kardiovaskular yang berlebihan adalah vaksin covid mRNA dan peluncurannya harus ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.
Kita berhasil. Kita merusak siaran media arus utama.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (13/1/2023), Malhotra dikenal sebagai kardiolog yang memiliki pandangan ekstrem dan skeptis terhadap vaksin Covid-19.
Dia merupakan ahli jantung yang bekerja di ROC Private Clinic. Malhotra merupakan sosok yang vokal menyuarakan ancaman vaksin Covid-19, daripada virusnya.
Menanggapi siaran wawancara tersebut, sejumlah ahli menyampaikan kritik dan bantahannya.
Ketua kardiolog klinis Universitas Edinburgh, Marc Dweck pendapat Malhotra salah arah.
"Menurut saya pendapat Dr Malhotra tentang statin dan vaksin Covid salah arah dan sebenarnya berbahaya. Sebagian besar ahli jantung tidak setuju dengan pandangannya dan mereka tidak didasarkan pada sains yang kuat," ungkapnya.
Pendapat lain disampaikan oleh Ketua Asosiasi Dokter, Matt Kneale. Ia menilai perilaku Malhotra sangat berbahaya dan meminta Dewan Medis untuk mengambil tindakan.
Melihat berbagai kritik atas pernyataan kontroversial dalam wawancaranya, BBC melayangkan permintaan maaf.
BBC mengakui, selama wawancara tentang statin, Malhotra membuat klaim tidak terduga tentang kematian akibat vaksin Covid -19.
Pernyataan Malhotra tidak terduga karena awalnya pewawancara tidak menanyakan perkara vaksin.
"Kami mohon maaf karena kami tidak lebih siap saat itu untuk menantang poin dokter Malhotra selama wawancaranya," tulis BBC.
Pihaknya memaparkan fakta lebih lanjut bahwa pihak BHF mencatatkan bahwa Covid-19 merupakan faktor signifikan kematian akibat penyakit jantung koroner.
Penting diperhatikan, yang menjadi faktor adalah penyakitnya, bukan vaksinnya.
Pihak BHF sendiri mendukung vaksin Covid-19 karena manfaatnya besar, sementara efek sampingnya sangat minim.
"Konsensus ilmiah adalah bahwa manfaat vaksinasi Covid-19, termasuk pengurangan risiko penyakit parah atau kematian, jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang sangat kecil," tulis BHF, dilansir The Guardian.
Meski ada efek samping radang otot jantung atau miokarditis untuk vaksin Moderna dan Pfizer, tetapi kasusnya jarang terjadi.
Covid-19 sendiri jauh lebih mungkin menyebabkan miokarditis daripada vaksinnya.
Orang yang divaksinasi memiliki risiko jauh lebih rendah terkena komplikasi serius yang disebabkan oleh Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.