Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2023, 20:19 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Saya sadar, sebagai orangtua korban, kami tidak punya uang untuk menuntut kematian anak kami. Kami juga bodoh dalam bidang hukum. Tidak heran kalau negara yang menguasai uang dan hukum ini mempermainkan kami," kata Sumarsih di depan makam Wawan, TPU Joglo, November 2004.

KOMPAS.com - Hampir 25 tahun, Maria Katarina Sumarsih terus menuntut keadilan atas kematian anaknya, Bernardinus Realino Norma Irmawan.

Pada 11 November 1998, mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya yang akrab disapa Wawan itu meminta izin untuk menginap di kampus selama tiga hari.

Ia ingin bergabung bersama puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat, mengepung Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

Pada 12 November 1998, mahasiswa berunjuk rasa menentang Sidang Istimewa MPR yang dikhawatirkan melegitimasi kekuasaan Rezim Orde Baru melalui pengangkatan Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai presiden.

Setelah Soeharto mengumumkan pengunduran diri pada 21 Mei 1998, Indonesia mengalami transisi pemerintahan yang dipimpin BJ Habibie. Ia pun mengumumkan susunan Kabinet Reformasi.

Salah satu agenda Sidang Istimewa yakni pembacaan pertanggungjawaban BJ Habibie sebagai presiden pengganti Soeharto. Namun, para mahasiswa menuntut pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak dalam Sidang Istimewa.

Mereka juga menuntut penghapusan dwi-fungsi ABRI sebagai salah satu bentuk campur tangan politik dari kalangan militer.

Sidang Istimewa setuju mempercepat pelaksanaan pemilu meski selebihnya keputusan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tuntutan massa.

Sementara di luar gedung terjadi pertumpahan darah. Mereka yang menyuarakan aspirasi demi masa depan demokrasi Indonesia, justru dipukuli dan ditembaki.

Pada 13 November 1998 sore, sekitar pukul 16.00, terjadi tembakan bertubi-tubi oleh aparat di kawasan Semanggi terhadap pengunjuk rasa, khususnya mengenai posisi TNI di lembaga legislatif.

Penembakan membabi buta berlangsung sampai tengah malam.

Wawan turun ke jalan bukan sebagai demonstran. Ia menjadi anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRuK). Nahas, ia ditembak aparat di halaman kampusnya ketika hendak menolong seorang korban.

Wawan merupakan salah satu dari 17 korban jiwa dalam Tragedi Semanggi I. Ada enam mahasiswa kehilangan nyawa. 

Selain Wawan, ada mahasiswa Institut Teknologi Indonesia (ITI) Teddy Wardani Kusuma, mahasiswa Universitas Jakarta Engkus Kusnadi, mahasiswa Universitas Terbuka Heru Sudibyo, mahasiswa Universitas Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Sigit Prasetyo, dan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Muzammil Joko.

Pertemuan di basement

Saat peristiwa itu terjadi, Sumarsih bekerja sebagai bendahara Partai Golongan karya (Golkar). Ia bekerja hingga sore, kemudian pulang ke rumah dan bertemu suaminya Arief Priyadi.

Situasi memang sedang tegang karena agenda reformasi. Sumarsih pun memantau berita di televisi, sambil berharap anaknya baik-baik saja.

Sumarsih terperanjat melihat tembakan aparat ke massa aksi di siaran televisi. Ia panik dan segera meminta Arief untuk menemaninya menjemput Wawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com