[KLARIFIKASI] Tidak Benar Anies Baswedan Mendapatkan Nama Tionghoa

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial Facebook yang mengeklaim mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan gelar kehormatan dari masyarakat Tionghoa.

Menurut narasi yang beredar, Anies mendapatkan nama Tionghoa "Liem Ay Bon". Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.

Narasi yang beredar

Narasi yang mengeklaim Anies Baswedan mendapatkan nama Tionghoa "Liem Ay Bon" dibagikan di Facebook oleh akun ini dan ini pada Rabu (4/1/2023).

Berikut narasi yang dibagikan:

Welwh..weleh.. tau aja nih.. kalau wan aibon diyan ngelem...
Jadi johanes liem ay Bon dong...Partai Nasdem kalian kocak..

AKHIRNYA YOHANES ANIES BASWEDAN SINGH, DAPAT JUGA NAMA THIONGHOA NYA : LIEM AY BON !

Akun-akun tersebut membagikan tangkapan layar artikel Medcom.id, 21 November 2019, berjudul "Dapat Gelar Kehormatan, Anies Diberi Nama Tionghoa 'Liem Ay Bon'? Ini Faktanya".

Dalam tangkapan layar tersebut, terdapat foto Anies Baswedan memegang secarik kain merah bertuliskan aksara Mandarin.

Screenshot Klarifikasi, tidak benar Anies Baswedan mendapatkan nama Tionghoa

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, artikel Medcom.id telah dicatut untuk membangun narasi keliru.

Faktanya, artikel Medcom.id justru meluruskan bahwa pemberian nama Tionghoa "Liem Ay Bon" kepada Anies Baswedan tidak benar.

Dilansir dari Medcom.id, foto Anies Baswedan mengangkat kain merah bertuliskan aksara Mandarin diambil saat Festival Pecinan Cap Go Meh di Grogol, Jakarta Barat pada 3 Maret 2018.

Foto identik ditemukan pada beberapa situs berita, seperti di Inews.id melalui artikel berjudul "Anies-Sandi Pakai Baju Cheongsam Warna Emas di Festival Cap Go Meh".

Foto serupa juga ditemukan di IDN Times lewat artikel berjudul "Festival Pecinan Cap Go Meh".

Adapun aksara Mandarin yang dipegang Anies Baswedan berbunyi feng tiao yu shun. Kalimat ini merupakan peribahasa yang berarti, angin dan hujan cocok untuk pertumbuhan tanaman.

Peribahasa tersebut bisa merujuk pada makna perdamaian dunia.