KOMPAS.com - The Beatles merupakan salah satu grup band paling sukses dalam sejarah musik modern. Band Inggris itu dinilai sebagai salah satu pionir yang mengantarkan rock and roll ke berbagai negara.
Dilansir dari History.com, personel awal The Beatles mula-mula bertemu di tempat tinggal mereka di Kota Liverpool Inggris, akhir 1950-an.
Di antaranya adalah John Lennon dan Paul McCartney, saat usia mereka menginjak belasan tahun.
Meskipun terlahir di Inggris, warna musik mereka mulai terbentuk saat sering manggung di klub hiburan di Kota Hamburg, Jerman, hingga diundang ke Amerika Serikat (AS) dan mendapatkan popularitas yang lebih besar.
Namun band itu berakhir dengan keluarnya McCartney pada 1970, disebabkan renggangnya hubungan antar-personel dan kesibukan bermusik masing-masing di luar The Beatles.
Baca juga: 22 Juni 1981: Mark David Chapman Mengaku Bersalah Membunuh John Lennon
Selain menjadi personel awal hingga berakhirnya band, Lennon berperan sebagai vokalis, penulis lagu, dan dianggap personel intelektual.
Lagu-lagu mereka diterima kawula muda AS, hingga konser tur perdana mereka di sana digelar pada Februari 1964, dan meninggalkan kesan yang sangat membekas pada penggemarnya.
The Beatles berhasil menjual jutaan keping kaset musik mereka, juga membintangi film-film terkenal, salah satunya A Hard Day's Night (1964).
Lagu-lagu mereka tetap relevan pada periode 1960-an sehingga terus diminati kaum muda. Kritikus musik pun menganggap lagu mereka dibuat oleh penulis yang jenius.
Namun, setelah band yang dibentuknya bubar, pada 1975 John Lennon memutuskan berhenti dari bisnis musik dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk rumah tangganya.
Baca juga: John Lennon dan Yoko Ono, Pasangan Romansa Ikonik nan Kontroversial
Lennon sungguh-sungguh mendapatkan kesempatannya untuk menikmati waktu bersama Yoko Ono, istrinya yang kelahiran Jepang, dan Sean putra mereka.
Mereka tinggal dan beraktivitas di sebuah apartemen mewah di Manhattan, New York, AS. Bahkan, Lennon merayakan cintanya pada sang istri dengan meluncurkan album bertajuk Double-Fantasy.
Namun kebahagiaan keluarga ini harus berakhir pada 8 Desember 1980, karena seorang penggemar berat bernama Mark David Chapman, justru menembak Lennon dari jarak dekat.
Chapman melakukannya saat Lennon hendak masuk ke apartemennya, menggunakan sebuah revolver kaliber 38 dan empat peluru, yang mengakhiri hidup vokalis legendaris pada usia 40 tahun.
Dalam pemeriksaan, pskiater menganggap Chapman memiliki gangguan kepribadian ambang berupa ketidakstabilan suasana hati, citra diri dan perilaku.
Dengan hasil diagnosa itu, Chapman disuruh mengaku bahwa dirinya gila. Namun pria berusia 25 tahun itu menolak dan mengaku bersalah atas aksi pembunuhannya.
Dia mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Setelah menjalaninya 20 tahun, pengajuan pembebasan bersyaratnya ditolak pejabat penjara Negara Bagian New York.
"Tindakan kejam dan kekerasan tampaknya didorong oleh kebutuhan Anda untuk diakui," kata petugas penjara, yang membuat Chapman harus terus menjalani hidupnya di dalam penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.