Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Dunia Qatar Dianggap Melanggar HAM, Cantona Kritik Beckham

Kompas.com - 04/11/2022, 09:45 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Eric Cantona selalu percaya Piala Dunia harus diberikan kepada negara-negara yang dapat menumbuhkan sepak bola di antara mereka, baik pria maupun wanita.

Sementara bagi Cantona, Qatar bukanlah negara sepak bola dan hanya sekadar mementingkan uang. Cantona berpikir bahwa inti dari sepak bola adalah meritokrasi atau kemampuan, dan ia tidak melihat tanda-tanda itu di masyarakat Qatar.

"Saya tidak menentang gagasan menjadi tuan rumah Piala Dunia di negara di mana ada kemungkinan untuk mengembangkan dan mempromosikan sepak bola. Seperti di Afrika Selatan atau Amerika Serikat pada tahun '90-an," kata Cantona.

Baca juga: Lima Bintang Terancam Absen di Piala Dunia 2022, Seberapa Penting Perannya?

Kritik keras kepada Beckham

Eric Cantona mengkritik mantan rekan setimnya di Manchester United, David Beckham dan tokoh masyarakat lainnya yang menjadi duta promosi bagi Piala Dunia Qatar 2022.

Beckham telah dikritik secara luas karena menandatangani kesepakatan senilai 10 juta sampai 15 juta poundsterling per tahun untuk mempromosikan Doha sebagai tujuan wisata.

Dilansir dari Mirror, Cantona mengatakan, dia tidak akan menerima tawaran untuk mendukung negara Timur Tengah itu menjelang Piala Dunia di Qatar yang akan berlangsung pada November. Cantona percaya mereka yang dibayar membuat kesalahan besar.

“Dan tentu saja, mantan pemain dibayar untuk melakukan hal semacam ini. Bisa jadi mereka tidak tahu apa yang terjadi di sana. Atau, jika mereka mengetahuinya, saya pikir mereka salah,” kata Cantona.

"Saya pikir mereka membuat kesalahan besar. Sebuah kesalahan besar, besar," tuturnya.

Ia menyebut pesepak bola yang dibayar untuk kampanye Piala Dunia Qatar 2022 sebagai "domba murahan",

"Ada banyak contoh domba murahan di sepak bola, seperti di mana-mana saya mendengar, 'baru-baru ini orang mengatakan pesepak bola harus terlibat secara aktif di kegiatan sosial seperti artis'.  Tapi artis 90 persen dari mereka  hanya aktif dalam hal-hal yang mudah, tanpa risiko sama sekali." ucapnya. 

Di sisi lain,  Cantona tidak berpikir pemain sepak bola yang akan bermain di Piala Dunia Qatar harus dikritik karena tidak mengambil sikap tegas. 

Sebaliknya, ia percaya bahwa asosiasi sepak bola dan tokoh politik harus menghadapi celaan.

Pekan lalu FA mengumumkan bahwa Harry Kane akan menjadi salah satu dari sejumlah kapten negara-negara Eropa yang mengenakan ban kapten "One Love" yang mempromosikan inklusivitas.

Namun asosiasi tersebut tidak menyuarakan tuntutan kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International, yang mendesak FIFA harus mencocokkan uang hadiah turnamen dengan pembayaran kompensasi kepada pekerja migran yang terluka atau meninggal selama pembangunan infrastruktur di negara Teluk itu.

"Jika Anda memiliki pemain yang mengatakan, 'Saya akan memboikot Piala Dunia', Anda harus mengatakan: 'Bravo'," tutur Cantona. 

"Tapi bicaralah tentang federasi, bicaralah tentang politisi, yang memiliki kekuatan untuk mengatakan, 'Tidak, kami tidak pergi ke Piala Dunia'.  Kekuatan sebenarnya, di mana pun di dunia, mereka memiliki kekuatan untuk memboikotnya," kata mantan kapten Manchester United itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com