Dilansir dari Marine Insight, beberapa sumber menyebutkan bahwa Flying Dutchman adalah bagian dari armada kapal Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC.
Flying Dutchman berlayar antara Belanda dan Hindia Timur, membawa sutra, rempah-rempah, pewarna, dan barang-barang eksotis lainnya dari Asia ke Eropa.
Kapal itu terjebak dalam badai saat kembali ke Amsterdam. Menurut beberapa sumber, kapten kapal itu adalah Hendrick Van der Decken yang bekerja untuk VOC pada awal abad ke-17.
Baca juga: Beredar Hoaks Orang yang Sudah Divaksin Berubah Spesies Jadi Homo-borg genesis
Akan tetapi, History Collection menyebutkan bahwa tidak ada catatan sejarah mengenai kapten kapal VOC yang bernama Hendrick Van der Decken.
Beberapa sumber telah berusaha menghubungkan Van der Decken dengan kapten Belanda abad ke-17 bernama Bernard Fokke.
Dia dikenal karena perjalanan lautnya yang cepat antara Jawa dan Belanda, sehingga menimbulkan desas-desus bahwa ia bersekutu dengan iblis.
Kendati demikian, kaitan antara Fokke dengan Van der Decken adalah dugaan semata.
Satu-satunya fakta dari legenda Flying Dutchman adalah bahwa perairan Tanjung Harapan adalah tempat yang terkenal dengan bencana kapal karam.
Pertama kali dijelajahi pada 1488 oleh penjelajah Portugis Bartolomeu Dias, bentangan laut berbahaya di ujung Afrika Selatan ini dikenal karena cuacanya yang tidak dapat diprediksi, arus yang kuat, dan singkapan berbatu yang berbahaya.
Saking mengerikannya reputasi tanjung ini sehingga pertama kali dinamai Tanjung Badai sebelum diubah namanya menjadi Tanjung Harapan oleh John II dari Portugal.
Baca juga: Salah Kaprah soal Frankenstein, Nama Monster atau Ilmuwan yang Menciptakannya?
Perairan ini diberi nama Tanjung Harapan karena menyediakan jalan pintas yang luar biasa cepat untuk mencapai India dari Eropa.
Sejarah mencatat banyak kapal dengan ceroboh mengambil risiko jalan pintas ini karena alasan yang sama seperti Kapten Van der Decken dalam legenda.
Oleh karena itu, legenda Flying Dutchman kemungkinan besar merupakan kisah yang terinspirasi dari kapal-kapal karam di Tanjung Harapan dan para kapten yang nekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.