Klaim yang mengaitkan pemanasan global dengan siklus alam ribuan tahun itu mencatut hasil studi tahun 2007 yang dipimpin profesor Sekolah Pascasarjana Studi Lingkungan di Universitas Tohoku, Takuro Kobashi.
Dalam penelitian itu, tim memeriksa inti es Greenland untuk menemukan informasi terkait pendinginan mendadak iklim yang terjadi 8.200 tahun yang lalu.
Salah satu hal yang mereka temukan bahwa Greenland mengalami pendinginan hingga suhunya 3,3 derajat celsius dalam 20 tahun. Itu terjadi selama Holosen, periode yang relatif hangat setalah zaman es terakhir.
Kobashi mengatakan bahwa penelitiannya tidak menyangkal dampak emisi karbon pada perubahan iklim, dan telah mengalami kemajuan dengan penelitian terbaru lainnya.
"Greenland lebih hangat di awal Holocene karena perubahan orbit bumi, tetapi mungkin suhu permukaan rata-rata global sekarang yang terpanas," kata Kobashi.
Di sisi lain, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB merangkum bahwa gas rumah kaca yang dilepaskan pembakaran menggunakan bahan bakar fosil telah memerangkap panas di dekat bumi.
Hal itu memperkuat kesimpulan memang terjadi berbagai kejadian alam tanpa campur tangan manusia, namun aktivitas manusia yang menghasilkan karbon dioksida berlebihan telah berdampak pada pemanasan global.
"Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, lautan, dan daratan," kata IPCC di bagian pertama laporannya pada tahun 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.