Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Benarkah Pemanasan Global Tidak Terkait Emisi Karbon?

Kompas.com - 12/10/2022, 13:16 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah artikel menyebutkan bahwa pemanasan dan pendinginan global merupakan peristiwa alam yang tidak terkait dengan emisi karbon atau antropogenik.

Artikel yang ditayangkan di Dailysceptic.org itu mengutip pernyataan sejumlah ilmuan untuk mendukung kesimpulannya, bahwa perubahan iklim terjadi karena variabel atau faktor alam belaka.

Faktor alam yang mereka maksud adalah osilasi atau ayunan badai El Nino yang menggeser zona hujan tropis ke utara, dan berdampak mendorong cuaca panas ke Greenland.

Poin itu disebutkan dari penelitian tiga ahli iklim asal Jepang yang secara tidak langsung membantah gagasan ilmiah umum bahwa karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan perubahan iklim.

Poin kedua menyebutkan bahwa berdasarkan National Snow and Ice Data Center Amerika Serikat, diperoleh informasi bahwa es di bagian utara telah menjadi 1,28 juta kilometer persegi pada September 2022.

Hal itu menunjukkan peningkatan sejak 2012 yang luasan es di sana sebesar 3,39 juta kilometer persegi. Data itu bertentangan dengan pendapat umum bahwa banyak es telah hilang.

Poin ketiga bahwa di masa lalu pernah terjadi pemanasan global tanpa campur tangan emisi karbon, namun pada akhirnya kondisinya akan kembali.

Hal itu mereka diklaim bisa dilihat dalam siklus alam dalam rentang belasan ribu tahun, yang di dalamnya ada proses pendinginan dan pemanasan global secara alami.

AFP telah melakukan penelusuran terkait klaim-klaim itu, dan menghasilkan sejumlah konfirmasi sebagai berikut:

1. Klaim dampak badai El Nino

Shinji Matsumura dari National Research Institute for Earth Science and Disaster Resilience Jepang adalah peneliti yang dicatut terkait klaim di atas.

Dalam artikel yang diterbitkan Universitas Hokkaido, Matsumura menjelaskan bahwa siklon badai El Nino mendorong udara yang lebih dingin ke utara.

Hal itu berdampak memperlambat pencairan es di Greenland. Namun fakta itu tidak menyangkal bahwa emisi karbon atau karbon dioksida berperan besar dalam mempercepat perubahan iklim.

"Lapisan es Greenland mencair dalam jangka panjang karena pemanasan global yang terkait dengan emisi gas rumah kaca, tetapi laju pencairan itu telah melambat dalam dekade terakhir," tulisnya.

2. Klaim es utara membaik

Tingkat minimum es laut Arktik pada September 2022 memang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2012. Namun itu bukan pembacaan data yang tepat.

Yang sebenarnya dimaksudkan Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (NSIDC) adalah, es sebesar 1,54 juta kilometer persegi itu jumlahnya di bawah rata-rata selama tahun 1981 sampai 2010.

3. Klaim siklus ribuan tahun

Klaim yang mengaitkan pemanasan global dengan siklus alam ribuan tahun itu mencatut hasil studi tahun 2007 yang dipimpin profesor Sekolah Pascasarjana Studi Lingkungan di Universitas Tohoku, Takuro Kobashi.

Dalam penelitian itu, tim memeriksa inti es Greenland untuk menemukan informasi terkait pendinginan mendadak iklim yang terjadi 8.200 tahun yang lalu.

Salah satu hal yang mereka temukan bahwa Greenland mengalami pendinginan hingga suhunya 3,3 derajat celsius dalam 20 tahun. Itu terjadi selama Holosen, periode yang relatif hangat setalah zaman es terakhir.

Kobashi mengatakan bahwa penelitiannya tidak menyangkal dampak emisi karbon pada perubahan iklim, dan telah mengalami kemajuan dengan penelitian terbaru lainnya.

"Greenland lebih hangat di awal Holocene karena perubahan orbit bumi, tetapi mungkin suhu permukaan rata-rata global sekarang yang terpanas," kata Kobashi.

Di sisi lain, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB merangkum bahwa gas rumah kaca yang dilepaskan pembakaran menggunakan bahan bakar fosil telah memerangkap panas di dekat bumi.

Hal itu memperkuat kesimpulan memang terjadi berbagai kejadian alam tanpa campur tangan manusia, namun aktivitas manusia yang menghasilkan karbon dioksida berlebihan telah berdampak pada pemanasan global.

"Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, lautan, dan daratan," kata IPCC di bagian pertama laporannya pada tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Teatrikal Seniman Polandia Kritik Israel, Bukan Mengolok-olok Korban

[KLARIFIKASI] Video Teatrikal Seniman Polandia Kritik Israel, Bukan Mengolok-olok Korban

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Rumah Lansia Palestina Dirampas Warga Israel, tetapi Asal Perampas Tidak Diketahui

[KLARIFIKASI] Rumah Lansia Palestina Dirampas Warga Israel, tetapi Asal Perampas Tidak Diketahui

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Palestina Menyiksa Keledai yang Dicat Bendera Israel

[HOAKS] Warga Palestina Menyiksa Keledai yang Dicat Bendera Israel

Hoaks atau Fakta
Istri Noam Chomsky Bantah Kabar Kematian Sang Linguis Modern

Istri Noam Chomsky Bantah Kabar Kematian Sang Linguis Modern

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Festival Idul Adha 2024 dari BRI

[HOAKS] Undian Festival Idul Adha 2024 dari BRI

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Kylian Mbappe Promosikan Situs Judi, Simak Bantahannya

[VIDEO] Hoaks Kylian Mbappe Promosikan Situs Judi, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Polemik AI, Membantu atau Menggantikan Pekerjaan Manusia?

INFOGRAFIK: Polemik AI, Membantu atau Menggantikan Pekerjaan Manusia?

Data dan Fakta
Kemenag Bantah Akad Nikah Hanya Bisa Digelar pada Hari dan Jam Kerja

Kemenag Bantah Akad Nikah Hanya Bisa Digelar pada Hari dan Jam Kerja

Hoaks atau Fakta
Mengenal Lockheed F-117A Nighthawk, Pesawat Siluman Pertama di Dunia

Mengenal Lockheed F-117A Nighthawk, Pesawat Siluman Pertama di Dunia

Sejarah dan Fakta
Dukungan Che Guevara terhadap Pembebasan Palestina...

Dukungan Che Guevara terhadap Pembebasan Palestina...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Suporter di Spanyol Dipukuli Polisi karena Dukung Palestina

[HOAKS] Suporter di Spanyol Dipukuli Polisi karena Dukung Palestina

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Harga Beras di Indonesia Lebih Rendah dari Negara Lain?

CEK FAKTA: Benarkah Harga Beras di Indonesia Lebih Rendah dari Negara Lain?

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Elpiji 3 Kg Berisi Gas yang Dicairkan, Bukan Air Dingin

[KLARIFIKASI] Elpiji 3 Kg Berisi Gas yang Dicairkan, Bukan Air Dingin

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Angkatan Laut Rusia Gelar Latihan Militer di Lepas Pantai Florida pada Juni 2024

[HOAKS] Angkatan Laut Rusia Gelar Latihan Militer di Lepas Pantai Florida pada Juni 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Angelina Jolie Bicara Genosida Srebrenica, Bukan Konflik Israel-Palestina

[KLARIFIKASI] Angelina Jolie Bicara Genosida Srebrenica, Bukan Konflik Israel-Palestina

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com