KOMPAS.com - Istilah piring terbang atau flying saucers merupakan kekeliruan terbesar dalam memahami unidentified flying object (UFO).
UFO sering disalahpahami sebagai moda transportasi makhluk ruang angkasa atau alien yang bentuknya diklaim mirip piring.
Padahal, tidak semua UFO adalah piring terbang.
Manusia memiliki keterbatasan untuk mengidentifikasi tiap-tiap benda di ruang angkasa, sehingga dalam studi seputar antariksa, benda-benda asing yang tidak teridentifikasi itu disebut UFO.
Namun, sejauh ini tidak ada bukti bahwa UFO, piring terbang, serta alien saling berkaitan.
Lantas, siapa yang mencetuskan istilah piring terbang?
Dia adalah Kenneth Arnold. Seorang pilot amatir asal Idaho, sekaligus salah satu saksi dari momen paling terkenal di kalangan pendukung teori konspirasi, yakni penampakan benda asing di langit pada 24 Juni 1947.
Dilansir dari The Atlantic, 16 Juni 2014, hari itu cerah dan angin sepoi-sepoi ketika Arnold menerbangkan pesawat kecilnya, Call Air A-2 di atas Mineral, Washington, Amerika Serikat (AS). Dia dalam perjalanan menuju Oregon.
Arnold mengaku melihat kilatan cahaya, mirip kilatan matahari saat mengenai cermin ketika kaca dimiringkan. Cahaya itu dikalim memiliki semburat kebiruan yang dia kira pesawat lain. Cahaya itu datang berurutan dengan cepat sebanyak sembilan kali.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 4 sore waktu setempat, Arnold mendaratkan pesawatnya di landasan udara di Yakima, Washington. Lalu segera menceritakan apa yang dia lihat kepada staf dan teman-temannya.
Dia memperkirakan kecepatannya dengan hitungan kasar, yakni 1.700 mil per jam. Artinya, tiga kali lebih cepat dari kemampuan pesawat mana pun pada saat itu.
Cerita dengan cepat beredar dari mulut ke mulut, hingga seorang reoprter menghubungi Arnold pada 25 Juni 1947. Dia diwawancarai East Oregonian, sebuah surat kabar Pendleton.
Dia mendeskripsikan benda yang dia lihat dengan istilah benda tak dikenal, benda terbang, hingga piring.
"Seperti piring jika Anda melewatkannya di air," ujarnya kepada media.
Dalam terjemahan aslinya, Arnold menyebut saucer, sejenis lepek atau sebutan untuk piring dangkal dengan lekukan melingkar di tengah.