Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar di media sosial sebuah tautan berita yang mengeklaim peristiwa seorang bocah gantung diri karena frustasi handphone (HP) disembunyikan orangtuanya. Tautan tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook.
Dalam berita tersebut tampak seorang pria tengah mengangkat jenazah bocah yang ditutupi dengan kain.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com klaim tersebut merupakan informasi yang ditempatkan dalam konteks yang keliru. Sehingga, ada hal yang perlu diluruskan informasinya.
Narasi tentang peristiwa gantung diri seorang bocah karena disembunyikan orang tuanya.dibagikan oleh Facebook ini dan ini.
Akun tersebut mengunggah sebuah tautan berita dengan foto seorang pria yang tengah mengangkat jenazah bocah yang ditutupi dengan kain.
Berita tersebut berjudul:
Tragis Kejadian Tadi Siang,Seorang Bocah Meninggal Gantung Diri Usai Handphonenya Disembunyikan Orang Tuanya
Dalam unggahannya salah satu akun menuliskan demikian:
Tragis Kejadian Tadi Siang ,Seorang Bocah Meninggal Gantung Diri Usai Handphonenya Disembunyikan Orang Tuanya
Berdasarkan penelusuran Kompas.com narasi yang mengeklaim terjadinya peristiwa seorang bocah gantung diri karena HP disembunyikan oleh orangtuanya itu tidak benar atau keliru.
Penelusuran dengan teknik reverse image search menunjukkan bahwa gambar tersebut identik dengan portal berita lokal di Bima, Bimakini.com.
Dalam beritanya, disebutkan bahwa bocah yang tewas tersebut berinisial P (10). Ia berasal Nusa Tenggara Timur (NTT)-Manggarai yang tinggal di Kelurahan Tangjung RT13/RW02, Kota Bima.
Korban P tewas dalam posisi tergantung dan sudah tidak bernyawa, Kamis (14/5/2020)
Dilansir dari Kompas.com , setelah kasus tersebut ditangani kepolisian, ditemukan fakta bahwa korban P tewas karena dibunuh oleh PA (37) yang merupakan tetangga korban di indekos.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, ayah, ibu, dan dua saudara korban pergi ke pasar sejak siang. Korban berada di indekos bersama adik bungsunya ketika peristiwa itu terjadi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.