KOMPAS.com - Wallace Smith Broecker adalah orang yang pertama menggunakan istilah pemanasan global dalam sebuah makalah yang ditulisnya dan terbit di jurnal Science pada 1970.
Makalah itu kemudian diangkat sebuah surat kabar pada 8 Agustus 1975 atau 47 tahun yang lalu, yang menjadi kesempatan istilah itu untuk kali pertama dikenal publik.
Dilansir dari History.com, Broecker adalah peneliti di Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, Amerika Serikat. Saat itu, dia mencoba menelisik kaitan antara inti sedimen laut dan zaman es di bumi.
Studinya mampu memperlihatkan bahwa terjadi transisi yang sangat cepat pada zaman es, yang dipengaruhi iklim yang berlangsung.
Baca juga: Masih Ada yang Menyangkal Pemanasan Global, Bagaimana Faktanya?
Lapisan es di bumi membutuhkan waktu ribuan tahun untuk berkembang. Namun kemudian terjadi periode bumi menghangat secara tiba-tiba yang melelehkan lapisan es.
Broecker berhipotesis adanya sirkulasi termohalin yang mempengaruhi perubahan pada zaman es yang terjadi secara fluktuatif itu.
Sirkulasi ini berupa arus yang bergerak membawa air laut melintasi Samudera Atlantik, Samudera Indonesia, hingga Samudera Pasifik dan mendekati kedua kutub es.
Jalur itu disebut Broecker sebagai konveyor laut hebat yang menyebabkan pertukaran air hangat ke wilayah dingin dan sebaliknya.
Dia berpendapat, bila di masa depan ada penyetopan atau perubahan pada sirkulasi gerak konveyor laut hebat itu, akan menimbulkan perubahan iklim yang drastis.
Iklim bumi yang semakin menghangat, termasuk menghangatkan air laut secara menyeluruh, bisa menjadi penyebab sirkulasi gerak konveyor laut hebat berhenti atau berubah.
Menghangatnya bumi, kata Broecker, disebabkan oleh peningkatan secara berkelanjutan kandungan karbon dioksida dalam atmosfer bumi yang dihasilkan emisi bahan bakar fosil.
Baca juga: CEK FAKTA: Benarkah Generator CO2 Bukti Tidak Ada Pemanasan Global?