KOMPAS.com - Peristiwa penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di Kota Uvalde, Negara Bagian Texas.
Dilansir dari AP News, pelaku penembakan yang berusia 18 tahun menyerang Robb Elementary School, Kota Uvalde pada Selasa (24/5/2022) siang waktu setempat.
Serangan itu menewaskan 19 orang anak-anak dan dua orang dewasa, salah satunya guru. Pelaku penembakan akhirnya tewas oleh tembakan timah panas petugas keamanan.
Serangan ini terjadi hanya berselang 10 hari setelah penembakan massal yang menewaskan 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York.
Penembakan di Buffalo bermotif rasial, dengan pelaku adalah seorang pemuda 18 tahun yang terpapar ideologi supremasi kulit putih dan sengaja menargetkan warga kulit Hitam.
Kasus penembakan massal di Robb Elementary School dan supermarket di Buffalo menambah daftar panjang kasus serupa yang terjadi di AS.
Tahun ini terjadi 27 penembakan di sekolah
Dilansir dari NPR, Rabu (25/5/2022) penembakan di Robb Elementary School menjadi kasus penembakan di sekolah ke-27 yang terjadi di AS pada tahun ini.
Data tersebut dirilis Education Week, sebuah organisasi yang telah mencatat peristiwa penembakan di sekolah AS sejak 2018.
Menurut data yang dihimpun organisasi tersebut, sejak 2018 hingga 2022 telah terjadi 119 insiden penembakan di sekolah AS.
Education Week melacak penembakan di mana senjata api diletuskan, dan di mana setiap orang (selain tersangka) memiliki luka tembak akibat insiden tersebut.
Mereka hanya mencakup insiden yang terjadi di properti sekolah K-12 atau di bus sekolah, dan yang terjadi saat sekolah sedang berlangsung atau selama acara yang disponsori sekolah.
Organisasi itu tidak melacak kasus di mana satu-satunya tembakan yang ditletuskan berasal dari petugas sekolah atau petugas polisi.
212 penembakan massal terjadi di AS tahun ini
The Gun Violence Archive, sebuah organisasi pengumpulan data independen, mencatat, telah terjadi 212 penembakan massal di AS sepanjang tahun ini.
Organisasi ini mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden di mana empat orang atau lebih ditembak atau terbunuh, tidak termasuk pelaku.
Menurut organisasi itu, AS menutup tahun 2021 dengan 693 peristiwa penembakan massal. Tahun sebelumnya tercatat 611 kasus, dan pada tahun 2019 tercatat 417 kasus.
Sementara itu, Education Week mencatat pada 2021 terjadi 34 insiden serupa di institusi pendidikan, yang merupakan angka tertinggi sejak organisasi itu memulai pencatatan.
Pada 2020, tercatat 10 penembakan di sekolah. Sementara pada 2019 serta 2018, tercatat 24 kasus penembakan di sekolah.
1 dari 4 korban penembakan massal adalah anak-anak
Data yang dihimpun Everytown menyebutkan, satu dari empat korban penembakan massal adalah anak-anak dan remaja.
Everytown mendefinisikan penembakan massal sebagai setiap insiden di mana empat orang atau lebih ditembak dan dibunuh, tidak termasuk pelaku.
Merujuk pada definisi itu, AS mengalami rata-rata 19 penembakan massal setiap tahun, mulai dari 15 pada 2010 dan 2014 hingga tertinggi 24 pada 2011 dan 2013.
Antara 2009 dan 2020, 1.363 orang di AS tewas dan 947 lainnya terluka dalam 240 penembakan massal, rata-rata 20 penembakan setiap tahun.
Di antara korban, setidaknya 362 anak-anak dan remaja tewas serta 21 petugas penegak hukum tewas dan 35 terluka.
Di hampir semua penembakan massal selama periode ini, penembaknya adalah seorang pria dewasa yang bertindak sendiri.
Sebanyak 32 persen dari penembak massal, atau 92 penembak, berakhir dengan pelaku yang meninggal karena bunuh diri, dan 24 penembak lainnya dibunuh oleh penegak hukum.
Sisanya, 145 penembak massal, ditahan oleh penegak hukum, sementara hasil penyelidikan dan identitas 23 pelaku lainnya masih tetap tidak diketahui.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.