Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar video yang menarasikan bahaya menerima donasi darah dari orang yang divaksin Covid-19, di media sosial Facebook.
Narasi itu menyebut bahwa belum ada penelitian yang menjamin keamanan darah dari donor yang sudah divaksin.
Pengunggah pun menyimpulkan bahwa menerima donasi darah dari donor yang sudah divaksin Covid-19 bisa mencemari darah dan mengancam nyawa.
Narasi itu tidak benar alias hoaks.
Faktanya, Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Elsevier Public Health Emergency sudah melakukan studi tentang donor darah dan donasi darah dari penerima vaksin.
Selain itu, Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan, donasi darah dari orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 tidak berbahaya.
Informasi yang menyebut bahaya menerima donasi darah dari orang yang sudah divaksin Covid-19, disebarkan oleh akun ini.
Berikut narasi dari unggahan tersebut:
MEDIA LUAR NEGARA, JELASKAN,, BAHAYA MENERIMA DONOR DARAH, DARI ORANG YANG SUDAH DI VAKSIN KENAPA, LIHAT SELENGKAPNYA .......
Pengunggah menyertakan video berdurasi 1 menit 57 detik yang mendukung pernyataannya.
Berikut cuplikan narasi dari video itu:
"Apakah aman jika menerima donor darah dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19? Bisakah kita meminta donor darah hanya dari orang yang belum divaksin sebagai langkah pencegahan? Tampaknya tidak ada orang yang membicarakan tentang hal ini secara publik, untuk itu kami memutuskan untuk menelusuri pendapat website transfusi darah dari berbagai negara."
Kemudian, pada detik ke-73, video itu menarasikan begini:
"Belum ada studi tingkat keamanan yang cukup untuk isu ini. Orang yang sudah divaksin masih diizinkan untuk mendonorkan darahnya, padahal kandungan di dalam vaksin bisa menimbulkan reaksi yang mengancam nyawa seseorang bisa dengan mudahnya mencemari darah si penerima.
Mungkin saat ini Anda belum membutuhkan donor darah, tapi siapa tahu nantinya... mohon sebarkan video ini dan sampaikan pesan kepada otoritas kesehatan di daerah Anda."