KOMPAS.com - Sebaran hoaks kerap menyertakan tautan mengatasnamakan lembaga atau instansi tertentu.
Tautan tersebut dibuat mirip atau memanfaatkan layanan penyingkat URL untuk menyembunyikan alamat aslinya.
Trik semacam ini biasa disebut juga dengan link phising dan scamming. Tujuan phishing link ini untuk memancing dan mengarahkan orang pada suatu halaman situs, bahkan aplikasi.
Setelah mengklik tautan tersebut, ada berbagai kemungkinan yang tidak bisa dibayangkan.
Bisa jadi itu adalah tautan yang mengambil data peribadi tanpa persetujuan kita.
Baca juga: Ini Contoh Link Phishing dan Cara Menghindarinya
Pada beberapa kasus, tanpa sadar kita kehilangan kendali atas akun media sosial, seperti secara otomatis mengirim pesan langsung yang terhubung dengan akun kita tanpa kita sadari.
Karena itu, penting untuk berhati-hati apabila mendapat kiriman tautan atau link tertentu.
Namun, bagaimana cara memeriksa link mencurigakan tanpa perlu mengkliknya?
Salah satu cara untuk mengetahui sumber atau arah link adalah dengan menyalin tautan tersebut pada kolom pencarian di Google.
Metode ini cocok untuk menelusuri tautan mencurigakan yang menyerupai laman pemerintah atau laman suatu perusahaan.
Misalnya, laman prakerja.go.id yang ditiru menjadi prakerja.com. Kita tidak perlu mengklik laman mencurgikan tersebut. Cukup salin dan letakkan di mesin pencarian Google.
Google akan menempatkan hasil pencarian paling relevan atau menampilkan sumber laman yang direkomendasikan di urutan pertama.
Baca juga: Kominfo: Hoaks Seputar Covid-19 Mengancam Keselamatan Jiwa Masyarakat
Link mencurigakan juga basa menggunakan layanan memperpendek URL, seperti bit.ly, bl.ink, s.id, tinyurl, yourls, tiny.cc, cutt.ly, bit.do, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui sumber dan arah laman tersebut, maka bisa ditelusuri melalui penelusur URL dari pihak ketiga.
Caranya, bisa mengakses laman https://wheregoes.com/ atau https://urlscan.io/.
Kedua laman tersebut berguna untuk menelusuri sumber tautan, terutama bila alamat URL menggunakan fasilitas perpendek tautan.
Jadi kita tidak perlu mengklik tautan mencurigakan.
Akses Where Goes atau URL Scan. Cukup menyalin, lalu memasukkan tautan yang ingin ditelusuri pada kolom pencarian di laman tersebut.
Kemudian akan muncul detail sumber dan detailnya dengan lebih spesifik.
Laman-laman resmi pemerintah Indonesia menggunakan domain ".go.id".
Contohnya setkab.go.id, kemenkes.go.id, pom.go.id, dan sebagainya.
Jika menemui tautan mengatasnamakan pemerintah tetapi tidak menggunakan domain tersebut, maka coba cek media sosial instansi terkait.
Akun media sosial resmi pemerintah biasanya disertai centang biru atau telah tervarifikasi. Kita bisa bertanya mengenai keaslian tautan melalui akun tersebut.
Hal serupa juga berlaku untuk perusahaan dan lembaga lainnya. Periksa, apakah media sosial resmi mereka mengumumkan atau memberikan informasi melalui tautan tersebut atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.